Lampung Gelar Festival Layang-layang Internasional
Reporter
Editor
Rabu, 18 Juli 2007 14:11 WIB
TEMPO Interaktif, Kalianda:Persatuan Pelayang Lampung akan menyelenggarakan festival layang-layang internasional yang akan dihadiri para pecinta dan pakar layang-layang dari sembilan negara.Festival akan berlangsung empat hari, 22-25 Juli 2007, di Kalianda Resort, Kalianda, Lampung Selatan. "Sedikitnya 40 pecinta layang-layang dari luar negeri akan memeriahkan acara ini," kata Anshari Djausal, Ketua Persatuan Pelayang Lampung.Menurut Anshari, festival serupa sebelumnya rutin digelar di Lampung, namun sempat terhenti tahun 1998 karena kekacauan politik di Indonesia. Negara yang akan turut serta kali ini adalah Jepang, Selandia Baru, Thailand, Cina, Korea, Malaysia, Jerman, Libanon dan Denmark."Festival ini juga akan diikuti ratusan peserta dari dalam negeri," kata Anshari. Festival yang diselenggarakan di Lampung merupakan salah satu seri dari beberapa seri festival laying-layang di beberapa kota di Indonesia.Keunikkan festival layang-layang tahun ini, menurut Anshari, yaitu ada festival memancing dan memotret dengan layang-layang. "Khusus memancing dengan layang-layang sebenarnya telah dilakukan oleh nelayan-nelayan tradisional di Indonesia. Meski sekarang sangat jarang dijumpai," katanya.Para nelayan Indonesia dulu menggunakan daun loko-loko, sejenis tanaman benalu yang tumbuh di pinggir pantai sebagai layang-layang untuk mengail ikan. Dengan menggunakan layang-layang, umpan pancing dapat jauh ke tengah lautan. "Sebab dengan perahu kecil nelayan kesulitan memancing hingga ke tengah lautan. Layang-layang dengan daun loko-loko bisa membantu," katanya. Cara unik ini sebenarnya pernah diperagakan di Jepang oleh delegasi Indonesia dan membuat pecinta dan pakar layang-layang dari berbagai dunia kagum.Layang-layang juga bisa digunakan untuk memotret dari udara. "Langkah ini lebih murah dibanding pemotretan melalui udara dengan pesawat terbang atau helikopter," tuturnya. Acara di Lampung akan ditutup dengan berlayar ke Kepulauan Krakatau dan peserta melakukan pemotretan puncak gunung dan gugusan Kepulauan Krakatau dengan menggunakan layang-layang. "Itu jika kondisi ombak memungkinkan," katanya.Nurochman