TEMPO Interaktif, Madiun: Sejumlah petani di Kabupaten Madiun, Jawa Timur menolak bantuan benih tanaman padi dari Dinas Pertanian Kabupaten Madiun yang rencananya direalisasikan Juli mendatang."Untuk apa kami diberikan benih padi. Saat ini petani sudah mulai tanam padi," kata Suharno, Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan Madiun pada Jumat (8/6). Ia menganggap bantuan benih padi yang diberikan kepada petani terlambat. Apalagi Juli ini sebagian besar petani sudah mulai menanam padi memasuki tanam musim kemarau II.Dia menjelaskan terjadi pengurangan areal sawah yang masih produktif bisa ditanami padi. Pada musim tanam musim kemaru II antara Juni-September ini hanya ada seluas 11 ribu hektar areal sawah yang masih produktifditanami padi. Padahal pada musim tanam musim kemarau I, ada seluas 32 ribu hektar areal sawah produktif.Suharno mengungkapkan saat ini petani lebih membutuhkan pupuk organik daripada bantuan benih padi. "Lebih baik pemerintah memberikan bantuan seperti yang dibutuhkan petani," katanya.Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Madiun, Edy Sasongko mengakui realisasi bantuan benih padi memang terlambat. Hal ini disebabkan adanya perubahan sistem bantuan yang sebelumnya secara tunai sekarang melalui tender dalambentuk natura.Alokasi pengadaan benih dari pusat, Kabupaten Madiun mendapat anggaran senilai Rp 5,1 miliar. Namun realisasi kebutuhan petani ternyata hanya Rp 4,4 miliar. Bantuan tersebut meliputi benih padi hibrida sebanyak 50 tonuntuk areal seluas 3.374 hektar, benih non hibrida sebanyak 145,95 ton untuk areal 5.838 hektar. "Kami upayakan pemberian bantuan dikebut," ujarnya. DINI MAWUNTYAS