Penyusunan Peraturan Kurang Didukung Hasil Riset

Reporter

Editor

Kamis, 24 Mei 2007 12:27 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pakar Hukum Universitas Indonesia, Hikmahanto Juwana, menilai penyusunan peraturan hukum di Indonesia kurang didasarkan pada riset yang baik. Hal tersebut, katanya, sebagai penyebab banyaknya peraturan hukum yang tidak berjalan dan kurang diterima oleh masyarakat."Riset yang ada lebih banyak pesanan untuk menjustifikasi atau melegitimasi kepentingan para penyusun peraturan," kata Hikmahanto kepada wartawan usai membuka Konferensi Tahunan Asian Law Institute ke-4 di Kampus Universitas Indonesia Depok, Kamis (24/5). Seharusnya, kata dia, penyusunan peraturan hukum didasari riset yang obyektif untuk menentukan baik atau tidaknya naskah akademik suatu peraturan hukum dan kesesuaiannya dengan kondisi masyarakat Indonesia.Hikmahanto juga menilai para penyusun peraturan dan perundang-undangan hanya berfokus pada naskah undang-undang, sehingga kurang memperhatikan apakah undang-undang dapat diterapkan di Indonesia. Selain itu, kata Hikmahanto, peraturan yang disusun juga hanya melihat kondisi di Jakarta tanpa mempertimbangkan daerah lain. Indonesia, kata dia, tidak hanya Jakarta dan sangat variatif sehingga peraturan hukum tidak bisa diseragamkan begitu saja.Hikmahanto berharap ke depan peraturan hukum baik pidana maupun perdata disusun berdasarkan studi yang baik. Terutama, kata dia, studi pelaksanaan hukum di masyarakat.Oktamandjaya Wiguna

Berita terkait

Fraksi PKS DPR Ajak Ormas Islam Kolaborasi Bahas RUU

30 September 2022

Fraksi PKS DPR Ajak Ormas Islam Kolaborasi Bahas RUU

Jazuli menilai ormas-ormas Islam yang merupakan representasi dari umat adalah bagian dari Fraksi PKS.

Baca Selengkapnya

Revisi UU Penyiaran, Koalisi Dukung Pelarangan Iklan Rokok

12 Oktober 2017

Revisi UU Penyiaran, Koalisi Dukung Pelarangan Iklan Rokok

Koalisi Nasional Reformasi Penyiaran mengkritik draf Rancangan Undang-Undang Penyiaran tertanggal 3 Oktober 2017.

Baca Selengkapnya

Revisi UU Penyiaran, Lembaga Penyiaran Raksasa Diduga Bermain

12 Oktober 2017

Revisi UU Penyiaran, Lembaga Penyiaran Raksasa Diduga Bermain

Koalisi Nasional Reformasi Penyiaran (KNRP) menyayangkan perkembangan pembahasan revisi UU Penyiaran.

Baca Selengkapnya

Komite Pengendalian Tembakau: Stop Bahas RUU Pertembakauan  

6 Maret 2017

Komite Pengendalian Tembakau: Stop Bahas RUU Pertembakauan  

Intervensi kalangan industri rokok bisa mempengaruhi kementerian sektor terdepan tentang rekomendasi yang akan diberikan kepada Presiden.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla: Revisi UU MD3 Urusan Internal DPR

17 Desember 2016

Jusuf Kalla: Revisi UU MD3 Urusan Internal DPR

PDI Perjuangan dianggap layak mendapat kursi pimpinan DPR.

Baca Selengkapnya

Imparsial Sarankan Pembahasan RUU Terorisme Dihentikan  

3 Oktober 2016

Imparsial Sarankan Pembahasan RUU Terorisme Dihentikan  

Ia menyarankan agar RUU itu dikembalikan kepada pemerintah terlebih dulu untuk menyinkronkan RUU Terorisme dan revisi KUHP.

Baca Selengkapnya

DPR Sahkan RUU Konvensi Ketenagakerjaan Maritim  

8 September 2016

DPR Sahkan RUU Konvensi Ketenagakerjaan Maritim  

Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan rancangan undang-undang tentang Konvensi Ketenagakerjaan Maritim 2016.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Apresiasi Pembentukan 10 Undang-Undang  

16 Agustus 2016

Presiden Jokowi Apresiasi Pembentukan 10 Undang-Undang  

Undang-undang tersebut antara lain UU Tabungan Perumahan Rakyat dan UU Pengampunan Pajak.

Baca Selengkapnya

Pengesahan RUU Pilkada Akan Divoting  

2 Juni 2016

Pengesahan RUU Pilkada Akan Divoting  

Dua fraksi di DPR belum setuju dengan ketentuan anggota Dewan harus mendur jika maju dalam pilkada.

Baca Selengkapnya

DPR Akan Sahkan 40 RUU dalam Prolegnas 2016  

26 Januari 2016

DPR Akan Sahkan 40 RUU dalam Prolegnas 2016  

DPR akan mengesahkan 40 rancangan undang-undang (RUU) yang masuk dalam Program Legislasi Nasional 2016 dalam rapat paripurna hari ini.

Baca Selengkapnya