TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Kartunis Indonesia (Pakarti) bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memamerkan 1.000 karya kartun bertemakan korupsi hasil karya 205 kartunis dari seluruh Indonesia. Karya-karya tersebut akan dipamerkan pada acara Indonesia International Book Fair 2017 di Jakarta Convention Center, hari ini, Kamis, 7 September 2017.
"Kerja sama dengan KPK ini menegaskan sikap para kartunis mengenai beberapa hal terkait korupsi yaitu berantas korupsi tiada henti, berani melawan korupsi, berperilaku anti-korupsi, berbudaya anti-korupsi, bersikap anti-korupsi dan berpikir anti-korupsi," ujar Presiden Pakarti, Jan Praba melalui siaran persnya, Jakarta, Kamis, 7 September 2017.
Baca juga: Komik Anti Korupsi, Ada Kartun Luthfi Acungkan Dua Jari
Karya yang dipamerkan dalam acara ini datang dari berbagai daerah, seperti Aceh, Medan, Jambi, Pekanbaru, Lahat, Lampung, Banten, Jakarta, Depok, Bekasi, Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Semarang, Solo, Yogya, Surabaya, Bali, Makasar, Kalimantan, sampai Papua.
Ia juga mengatakan para kartunis yang terlibat berasal dari beragam usia, mulai dari SMA, hingga kartunis senior yang berumur 74 tahun. Terdapat juga lima orang siswa berkebutuhan khusus dari sekolah Talenta beserta gurunya. "Ini menunjukkan korupsi telah menjadi perhatian seluruh anggota masyarakat," kata dia.
Tema korupsi sendiri merupakan pilihan yang banyak dipilih para kartunis. Jan Praba mengatakan masyarakat, khususnya kartunis, menaruh perhatian sekaligus harapan agar para anggota Dewan menjadi garda terdepat dalam pencegahan korupsi.
Ia juga berharap kerja sama dengan KPK terus berlangsung hingga gerakan anti-korupsi menyebar ke seluruh lapisan masyarakat.
Pameran kerja sama antara Pakarti dan KPK ini mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) sebagai "Rekor Pameran kartun Terbanyak di Indonesia". Penghargaan rencananya ini akan diserahkan langsung oleh Direktur MURI, Aylawati Sarwono.
ADAM PRIREZA