TEMPO.CO, Semarang - Kepolisian Daerah Jawa Tengah menetapkan Kabupaten Magelang berstatus siaga satu pada 7-9 September 2017. Peningkatan status itu dilakukan untuk menjaga Candi Borobudur selama aksi solidaritas peduli Rohingya oleh masyarakat Jawa Tengah.
“Polda Jawa Tengah siaga satu mulai Kamis, Jumat, Sabtu,” kata Kapolda Jawa Tengah Inspektur Jenderal Condro Kirono seusai rapat koordinasi, Selasa, 5 September 2017.
Condro menuturkan siaga satu diterapkan untuk menjaga Candi Borobudur dari peserta aksi agar tidak masuk ke kawasan kompleks candi yang telah dinyatakan sebagai obyek vital itu. “Borobudur situs keajaiban dunia yang ditetapkan sebagai obyek vital,” ujarnya.
Baca: Pengelola Nilai Rencana Aksi Kepung Borobudur Salah Alamat
Menurutnya, status siaga satu diimbangi dengan pengerahan 22 satuan setingkat kompi (SSK) dari anggota polisi dan bantuan tiga SSK dari TNI. Upaya itu guna menjaga kawasan Borobudur yang banyak digunakan untuk aktivitas publik, yang tak hanya dari sektor pariwisata, tapi juga perputaran ekonomi.
Condro menuturkan pengamanan aparat menjamin para peserta aksi yang beralih ke Masjid An Nur atau Masjid Agung Magelang tak bisa masuk ke kawasan Ring-1 Borobudur. “Kami sudah menjaga di kawasan candi di Ring-2,” ucapnya.
Simak: Aksi Solidaritas Rohingya di Borobudur, Peserta Janji Tak Merusak
Condro berujar sudah meminta para kapolres di wilayah Jawa Tengah mengimbau aksi solidaritas untuk Rohingya dilakukan di masjid agung kabupaten dan kota masing-masing. Langkah itu dilakukan dengan berkoordinasi bersama kepala daerah masing-masing. “Semua memberikan pemahaman tentang efektivitas aksi, juga melibatkan tokoh dan ulama di daerah,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten Operasi Kapolri Inspektur Jenderal M. Iriawan menyatakan sudah menyiapkan pasukan cadangan lima SSK dari markas Brimob Kelapa Dua, Depok. “Mudah-mudahan tak ada gejolak karena saya lihat (rencana aksi) hanya ramai di media sosial,” katanya.
Lihat: Ini Aturan Jika Ingin Unjuk Rasa di Candi Borobudur
Menurut dia, pada Selasa siang hingga petang 5 September tadi, pimpinan polda se-Jawa telah dikumpulkan untuk menyamakan persepsi dalam menghadapi pengerahan massa aksi peduli Rohingya di Borobudur. “Kami telah melarang (aksi), Borobudur obyek vital,” ujarnya.
Iriawan meminta anggota ormas dan masyarakat kelompok lain mengurungkan aksi di Candi Borobudur dan mengganti aksi damai di daerah masing-masing.
EDI FAISOL