TEMPO.CO, Jakarta- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan pengguna jalan untuk mewaspadai dampak angin kencang dalam 2-3 hari ke depan di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Dampak angin kencang tersebut di antaranya papan reklame, baliho, dan pohon roboh.
"Pengguna jasa transportasi penyeberangan laut juga diharapkan waspada terhadap potensi gelombang tinggi," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BMKG Hary Tirto Djatmiko dalam rilisnya, Minggu, 27 Agustus 2017.
Menurut Hary, puncak musim kemarau tahun ini terjadi pada Juli hingga September. Pada puncak musim kemarau, angin yang terjadi di Indonesia datang dari Australia. Angin itu memiliki tekanan udara yang lebih tinggi dibandingkan wilayah Asia.
"Saat ini, tekanan udara di Australia sekitar 1.026 milibar dan di Asia sekitar 1.002 milibar. Selisih yang besar ini menguatkan kecepatan angin di Indonesia, terutama di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara," kata Hary.
Saat ini, menurut Hary, pola angin di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara mengalami kenaikan. Angin tersebut, ujar dia, bertiup dari arah timur-tenggara dengan kecepatan yang berkisar antara 15-30 knots atau 30-55 kilometer per jam.
Selain adanya selisih tekanan udara antara Australia dan Asia, Haru mengatakan BMKG mendeteksi saat ini tengah terjadi siklon tropis "Pakhar" di Laut Cina sebelah barat Filipina. "Hal ini ikut memperkuat aliran angin dari selatan yang menyeberang ke Indonesia, khususnya Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara," ujarnya.
ANGELINA ANJAR SAWITRI