TEMPO.CO, Banyumas - Tenaga Ahli Kedeputian Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi di Kantor Staf Presiden (KSP), , Alois Wisnuhardana, menyebutkan setidaknya terdapat tiga isu hoax yang yang sering menyerang Presiden Jokowi.
"Ketiga isu tersebut diantaranya isu anti Islam, pro komunis, dan pro Cina," ujarnya kepada Tempo di sela-sela pelatihan Melawan Hoax di Pondok Pesantren An-Najah, Minggu 20 Agustus 2017.
Baca juga: Indonesia Bukan Negara Hoax, SBY: Hukum Harus Tegak
Pertama, isu anti Islam menurutnya semakin menguat sejak bergulirnya Perppu Ormas. Hal tersebut dianggap sebagai salah sasaran. Wisnu menyebut, masa pemerintahan Jokowilah yang menetapkan Hari Santri dan UU Perbankan Syariah. "Jadi anti Islam dari mana," ujarnya.
Kedua, isu pro investasi Cina. Meski tidak merinci angka, Wisnu menyebut iklim investasi di Indonesia tidak didominasi oleh negara Cina, melainkan Singapura. "Dulu dikabarkan jumlah 10 juta tenaga kerja asing dari Cina. Itu sebenarnya angka target wisatawan Cina karena termasuk negara pertumbuhan orang kaya tertinggi di dunia," katanya.
Baca juga: Sekjen Partai Komunis Vietnam ke Jakarta, Menlu: Urusan Bilateral
Ketiga, lanjutan isu pro investasi Cina, merembet pada maraknya isu komunis dengan memproduksi gambar palu arit. Situasi tersebut, kata Wisnu, seakan-akan marak terjadi di pemerintahan Presiden Jokowi.
Wisnu menambahkan, guna memerangi hoax rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi pada 29 Desember 2016 lalu menginstruksikan agar memaksimalkan peran lima UU tentang informasi. Diantaranya seperti UU No. 40/1999 tentang pers, UU No.11/2008 tentang ITE, UU No.32/2002 tentang Penyiaran, UU No.14/2008 tentang KIP, dan KUHP.
Baca juga: MUI Minta Media Sosial Dipakai Silaturahmi, Bukan Sebar Hoax
Wisnu yang juga Ketua Tim Media Sosial Manajemen Center di Staf Kepresidenan mengatakan, media sosial mempunyai peran melanggengkan hoax di kalangan masyarakat. Hal tersebut diyakininya karena Indonesia merupakan salah satu negara pengakses medsos terbesar di dunia. "Kebanyakan perkara berita hoax dilakukan anak muda yg tidak tahu dan mereka korban ketidaktahuan mereka untuk menebar kebencian itu," ujarnya.
Ketua PC GP Anshor Banyumas, Khasis Munandar mengatakan berita hoax dinilainya tidak berpengaruh bagi pemuda nahdliyin yang aktif dalam struktural. Hal tersebut dikarenakan terdapat tim cyber yang dapat membendung. "Namun pemuda nahdliyin secara kultural masih banyak yang menjadi korban hoax," ungkapnya.
Baca juga: Empat Berita Hoax Seputar Pembacokan Hermansyah
Menindaklanjuti hal tersebut, Khasis berencana akan mengintensifkan pengkaderan sampai tingkat ranting. Memberantas hoax juga diperlukan keterlibatan lintas ormas Islam dan lintas agama. "Kalau kita menangkal hoax melalui medsos tanpa diikuti kesadaran masyarakat akan berat," katanya.
BETHRIQ KINDY ARRAZY