TEMPO.CO, Nunukan - Ada rekor di Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, saat digelar upacara HUT Kemerdekaan RI 2017 yang melibatkan 1478 pasukan pengibar bendera di 79 titik di perairan Indonesia yang berbatasan langsung dengan Malaysia.
Rekor itu diciptakan oleh berbagai elemen di Sebatik, mulai dari warga sipil, pelajar, organisasi, pemerintahan, TNI dan Polri. Menteri Desa Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putra Sandjojo turut hadir dan menjadi inspektur upacara.
Baca : Hadiri Doa 171717, Ketua MUI: Jaga Negara dari Kelompok Intoleran
“Ini membuktikan masyarakat perbatasaan juga bisa, mereka bahakan juga memecahkan rekor MURI (Museum Rekor-Dunia Indonesia) dengan jumlah pengibar bendera terbanyak di Indonesia bahkan dunia,” kata Eko usai memimpin upacara di Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara, Kamis, 17 Agustus 2017.
Sementara, penyerahan sertifikat pemecahan rekor diserahkan langsung dari Senior Manager Muri, Awan Rahargo yang hadir langsung di lokasi upacara digelar.
“Sejarah mencatat peristiwa fenomenal pemecahan rekor tidak hanya secara nasional namun hal ini merupakan rekor dunia,” kata Awan dalam pidatonya sebelum menyerahkan piagam sertifikat pemecahan rekor MURI di Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara.
Jika sebelumnya panitia menargetkan 1478 pengibar bendera, MURI mencatat ada 1474 peserta namun jumlah itu tetap memcahkan rekor di Indonesia bahkan dunia.
“Belum ada peringatan kemerdekaan dengan 1474 paskibra, Sebatik mencatat sejarah fenomenal ini,” kata Awan.
Simak juga : Di Istana, Mega dan SBY Bersalaman Usai Upacara HUT RI ke 72
Selain di Sebatik, MURI juga melakukan penilaian serupa di 6 daerah lainnya di Indonesia pada hari kemerdekaan ini.
Mendes Eko juga menambahkan pesan dan harapannya di kemerdekaan Indonesia dari perbatasan negara. “Dalam semangat kemerdekaan ini kita sama-sama terus bekerja memanfaatkan apa yang diberikan Tuhan yang maha kuasa terhadap negara kita dan mendukung program-program pemerintah yang berkomitmen besar sekali dalam mebangun desa-desa di Indonesia,” kata Eko.
SAPRI MAULANA