Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengapa 100 Warga Ini Sebut Indonesia Merdeka 18 Agustus 1945?

image-gnews
Pelajar dan masyarakat melakukan upacara bendera dengan mata tertutup di halaman Situs Persada Soekarno Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Kamis 17 Agustus 2017. Penutupan mata dilakukan sebagai simbol pengkaburan sejarah oleh pemerintah Indonesia tentang hari kemerdekaan Republik Indonesia. Foto : Hari Tri Wasono
Pelajar dan masyarakat melakukan upacara bendera dengan mata tertutup di halaman Situs Persada Soekarno Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Kamis 17 Agustus 2017. Penutupan mata dilakukan sebagai simbol pengkaburan sejarah oleh pemerintah Indonesia tentang hari kemerdekaan Republik Indonesia. Foto : Hari Tri Wasono
Iklan

TEMPO.CO, Kediri - Sekitar seratus pelajar, pemuda, dan masyarakat Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri menggelar upacara bendera dengan mata tertutup kain perban hitam di Situs Persada Soekarno, Kamis, 17 Agustus 2017. Situs tersebut diyakini merupakan rumah masa kecil Bung Karno.

Adapun mata tertutup merupakan simbol tuntutan mereka agar pemerintah mengganti hari kemerdekaan Indonesia pada 18 Agustus 1945. "Ini simbol sikap negara yang menutupi sejarah kemerdekaan bangsa," kata Kushartono, penanggung jawab situs Bung Karno yang kerap disebut Ndalem Pojok.

Baca: Presiden Jokowi Pimpin Upacara 17 Agustus Berpakaian Khas Kalsel

Menurut Kushartono  17 Agustus 1945 adalah hari kemerdekaan bangsa Indonesia. Sedangkan Republik Indonesia baru dibentuk pada 18 Agustus 2017. "Sudah seharusnya pemerintah mengganti frasa 17 Agustus sebagai hari kemerdekaan bangsa, bukan Republik Indonesia," ucapnya.

Kushartono menambahkan, usulan perubahan frasa ini sudah melalui kajian panjang berdasarkan teks priloklamasi, UUD 1945, sejarah kemerdekaan, filosofi, maupun tata bahasa mengacu Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Karena itu selain mensosialisasikan kepada masyarakat, gerakan ini juga mengerucut pada penandatanganan petisi dan mengirimkan surat kepada Presiden dan MPR.

Simak: Upacara Kemerdekaan, Kapolri Kenakan Hiasan Kepala Khas Papua

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setiap tahun di hari peringatan kemerdekaan, pengelola situs Ndalem Pojok selalu mengadakan upacara bendera secara tematik. Upacara ini diikuti masyarakat luas dan pelajar dengan kostum menarik.

Tak ada aturan khusus agar bisa mengikuti upacara di tempat tersebut. Selain menjadi kajian sejarah, Ndalem Pojok juga menjadi pusat kegiatan masyarakat, mulai kesenian, kelompok pengajian, hingga diskusi kritis terhadap negara.

Lihat: Ahok Tidak Ikuti Upacara Bendera di Mako Brimob

Situs Ndalem Pojok adalah rumah peninggalan RM Soemosewojo, yang disebut-sebut sebagai ayah angkat Bung Karno. Soemosewojo merawatnya Bung Karno saat masih bocah kecil setelah dititipkan ayahnya lantaran sakit-sakitan. Keberadaan rumah ini juga telah diakui oleh Yayasan Bung Karno sebagai rumah kecil Proklamator.

HARI TRI WASONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mas Dhito Fokus Tuntaskan Periode Kepemimpinan di Kabupaten Kediri

2 hari lalu

Mas Dhito Fokus Tuntaskan Periode Kepemimpinan di Kabupaten Kediri

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana yang digadang-gadang mencalonkan kembali sejauh ini masih fokus menuntaskan amanah hingga masa periodenya berakhir.


Mas Dhito Ajak Masyarakat Sukseskan Pembangunan Infrastruktur di Kediri

7 hari lalu

Mas Dhito Ajak Masyarakat Sukseskan Pembangunan Infrastruktur di Kediri

Pemerintah Kabupaten Kediri saat ini tengah mengerjakan pembangunan stadion, revitalisasi pasar tradisional, serta akses penunjang ke Bandara Internasional Dhoho.


Mas Dhito Pantau ATCS Pengurai Kemacetan Mudik Lebaran 2024

17 hari lalu

Mas Dhito Pantau ATCS Pengurai Kemacetan Mudik Lebaran 2024

Simpang Mengkreng menjadi salah satu titik paling ramai setiap tahunnya sebelum dan setelah Idul Fitri.


Pj Gubernur Jatim Kunjungi Bandara Dhoho Kediri

25 hari lalu

Pj Gubernur Jatim Kunjungi Bandara Dhoho Kediri

Bandara Internasional Dhoho tinggal menunggu perizinan penerbangan reguler.


Mas Dhito dan Putra Sampoerna Foundation Bahas Boarding School

25 hari lalu

Mas Dhito dan Putra Sampoerna Foundation Bahas Boarding School

Semua pihak terkait di Kabupaten Kediri konsisten mengawal perkembangan SMA Dharma Wanita Boarding School.


Mas Dhito Sampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Pemkab Kediri

30 hari lalu

Mas Dhito Sampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Pemkab Kediri

Pada hasil paparan terlihat mayoritas indikator kinerja utama Pemerintah Kabupaten Kediri dicapai dengan kategori sangat baik.


Mas Dhito Luncurkan Pakaian Khas Kediri Terbaru

30 hari lalu

Mas Dhito Luncurkan Pakaian Khas Kediri Terbaru

Pakaian khas Kediri terbaru menambah ragam desain seri sebelumnya. Diharapkan dapat menjadi pakaian adat.


Mas Dhito Harap Festival Kuno Kini Berdampak Nyata

30 hari lalu

Mas Dhito Harap Festival Kuno Kini Berdampak Nyata

Festival Kuno Kini digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-1220 Kabupaten Kediri. Diikuti oleh 210 UMKM.


Bupati Kediri Lakukan Perombakan Pejabat Struktural dan Fungsional

33 hari lalu

Bupati Kediri Lakukan Perombakan Pejabat Struktural dan Fungsional

Para pejabat yang dilantik diminta untuk menjunjung tanggung jawab pada jabatan baru yang diemban


Pemkab Kediri dan PLN Bahas Program Listrik Masuk Sawah

38 hari lalu

Pemkab Kediri dan PLN Bahas Program Listrik Masuk Sawah

Keberadaan pompa air yang ditenagai kelistrikan PLN sangat penting untuk menjaga ketahanan pangan di Kediri.