Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Saat Komunitas LGBT Yogyakarta Gelar Upacara 17 Agustus

image-gnews
Komunitas Ikatan Waria Yogyakarta (Iwayo) yang bertugas sebagai kelompok paduan suara dalam upacara bendera 17 Agustus tengah menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di halaman Gedung Dwipari Yogyakarta, 17 Agustus 2017. TEMPO/Pito Agustin
Komunitas Ikatan Waria Yogyakarta (Iwayo) yang bertugas sebagai kelompok paduan suara dalam upacara bendera 17 Agustus tengah menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di halaman Gedung Dwipari Yogyakarta, 17 Agustus 2017. TEMPO/Pito Agustin
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Komunitas Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) Yogyakarta kembali menggelar upacara peringatan Proklamasi 17 Agustus. Terakhir, mereka melakukan upacara kemerdekaan pada 2012.

Petugas dan peserta upacara gabungan dari organisasi People Like Us Satu Hati (PLUSH), Ikatan Waria Yogyakarta (Iwayo), dan Youth Forum. Upacara berlangsung di halaman Gedung Dwipari Yogyakarta, Kamis, 17 Agustus 2017.

“Terakhir kami menggelar upacara 2012 lalu. Semoga setelah ini bisa rutin,” kata pegiat Iwayo dan pendiri Pesantren Waria Al Fatah, Shinta Ratri saat menyampaikan amanat upacara sebagai inspektur upacara. Ia mengatakan lima tahun tidak menggelar upacara 17 Agustus karena kesibukan anggota komunitas.

Baca juga: Hari Kemerdekaan 17 Agustus, SPBU di Madiun Bagikan BBM Gratis

Koordinator PLUSH Mario Pratama yang juga menjadi komandan upacara menambahkan, mengungkapkan represifitas terhadap kaum minoritas LGBT adalah salah satu faktor yang membuat mereka tidak bisa leluasa beraktivitas.

Sejumlah aktivitas yang digelar komunitas acapkali dibubarkan oleh sejumlah organisasi kemasyarakatan. Akibatnya, mereka mempunyai kekhawatiran untuk beraktivitas secara terang-terangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Tapi dengan keberanian anggota komunitas ini datang mengikuti upacara adalah bentuk ekspresi merdeka itu,” kata Mario.

Upacara yang mereka gelar pun merupakan wujud keberadaan Komunitas LGBT sebagai bagian dari warga negara. “Dengan ikut upacara, mengingatkan komunitas dan masyarakat bahwa kami mempunyai hak yang sama,” kata Mario.

Upacara berlangsung mulai pukul 09.00. Komunitas Iwayo diminta menjadi kelompok paduan suara. Mereka mengenakan pakaian dengan warna seragam, yaitu kebaya merah dan kain jarit yaang didapatkan dengan cara menyewa.

Menurut Yuni Shara yang akrab dipanggil Mbah YS, mereka bangun lebih awal sekitar pukul 06.00 untuk berdandan agar bisa mengikuti upacara kemerdekaan. Salah satu yang mencolok dari kelompok paduan suara ini adalah semua mengenakan bulu mata palsu yang tebal. “Saya enggak biasa pakai yang tebal. Makanya pas naik motor kebat kebit ketiup angin,” kata YS yang menjadi protokoler upacara, sambil tertawa.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

1 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

12 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

16 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

36 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

42 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

44 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

49 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

52 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

57 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.


Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

19 Februari 2024

Lokasi Boulevard Kotabaru yang memanjang di tengah Jalan Suroto itu berada di kawasan heritage Kotabaru, Yogyakarta. Tempo/Pino Agustin Rudiana
Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.