TEMPO.CO, Bandung - Wilayah Bengkulu paling banyak mengalami guncangan gempa dari Samudera Indonesia sebelah barat Sumatera dibandingkan daerah lain. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika mencatat, sudah 11 kali Bengkulu diguncang gempa berkekuatan lebih dari magnitudo 5 sepanjang Januari hingga Agustus 2017. Gempa terbaru bermagnitudo 6,4 menimbulkan kerusakan rumah penduduk.
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengatakan, gempa pada Ahad, 13 Agustus 2017 merusak 10 rumah di daerah Kabupaten Mukomuko.
Kerusakannya tergolong ringan seperti retakan dinding. Kerusakan rumah itu tersebar di beberapa desa, seperti Air Buluh Kecamatan Ipuh, Mekar Sari Kecamatan Sungai Rumbai, Durian Amparan Kecamatan Batik Nau, dan Desa Talang Arah Kecamatan Malin Deman, serta di Kota Bengkulu.
Hasil pemantauan BMKG, gempa bermagnitudo 6,4 itu diikuti empat kali gempa susulan, yang terkuat bermagnitudo 4,1. “Hingga Senin siang tadi sudah tidak terjadi gempa susulan,” kata Daryono, Senin, 14 Agustus 2017.
Selama periode Januari hingga Agustus 2017, total terjadi 24 kali di wilayah gempa berkekuatan diatas magnitudo 5,0 dari Samudera Indonesia sebelah barat Sumatera.
“Menariknya, gempa signifikan ini paling banyak terjadi di zona subduksi sebelah barat Bengkulu yaitu sebelas kali,” ujarnya. Urutan kedua paling banyak yaitu zona subduksi sebelah barat Aceh dengan tujuh kali gempa.
Zona subduksi sebelah barat Sumatera Utara menghasilkan tiga kali gempa dari sebelah barat Lampung terjadi dua kali, dan sekali dari perairan barat Sumatera Barat.
“Meningkatnya aktivitas seismik di Samudra Hindia sebelah barat Bengkulu ini dinilai masih wajar,” kata Daryono. Alasannya, tingkat aktivitas kegempaan secara waktu dan tempat selalu berubah dan berbeda-beda antara satu wilayah dangan wilayah lain.
ANWAR SISWADI