TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso mengatakan pihaknya akan memperkuat edukasi ke masyarakat soal produk dan jasa keuangan, terkait kasus dugaan penipuan agen travel umroh First Travel.
"Ke depan akan kami giatkan edukasi ke masyarakat, untuk bisa memilih jasa dan produk apapun, yang bisa mengikat untuk jangka waktu tertentu uang dia," kata Wim seusai bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat, 11 Agustus 2017.
Baca :
Polisi Usut Dugaan Pencucian Uang oleh Pemilik First Travel
Terungkap, Modus Penipuan Umrah Murah First Travel
Tujuan edukasi inj dilakukan agar masyarakat bisa memilih mana produk atau jasa keuangan yang berisiko atau tidak. Selain itu juga agar perusahaan jasa keuangan bisa mendeliver dengan baik dana yang disimpan masyarakat.
Kepolisian telah menetapkan bos First Travel sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana pencucian uang. Mereka adalah Andika Surahman dan Anniesa Desvitasari Hasibuan.
Namun tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain dari kasus ini. Hingga kini kepolisian telah memeriksa tiga orang saksi untuk dua tersangka tersebut. Secara keseluruhan polisi telah memeriksa 14 orang dan semuanya dari pihak First Travel.
Wimboh mengatakan izin pencabutan First Travel berada di bawah kewenangan Kementerian Agama, dimana Kementerian Agama sendiri telah mencabut izin First Travel.
Terkait pertemuannya dengan Kalla, Wim mengatakan kehadiran komisioner OJK dilakukan untuk berkomunikasi dan mendapat masukan dari Wapres.
"Tentunya bagaimana agar sistem keuangan stabil dan memberikan kontribusi untuk pembangunan ekonomi, terutama untuk masyarakat yang perlu perhatian di daerah," kata Wimboh lagi.
Simak juga :
Polisi Beberkan Penggeledahan Kantor First Travel, Isinya...
Ditutup OJK, First Travel Janji Berangkatkan Jemaah Umrah
Dalam pertemuan itu, kata Wim, Kalla berpeaan agar OJK tetap konsen menjalankan tugasnya. Terutana bagaimana OJK bisa menstimulasi atau memberikan pancingan untuk pembiayaan infrastruktur. Stimulasi itu dianhgao penting, karena strategis dan dananya cukup besar.
"Itu akan kami ciptakan berbagai instrumen, bisa memberikan pancingan, melakukan investasi panjang kepada investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri,' demikian Wim.
AMIRULLAH SUHADA