TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto bertemu dengan Wakil Perdana Menteri Singapura Teo Chee Hean untuk membahas keterlibatan dan apresiasi Singapura terhadap upaya Indonesia dan sejumlah negara lainnya untuk mengentaskan masalah terorisme, terutama di Marawi, Filipina Selatan.
"Hari ini, kita banyak bicara mengenai bagaimana keterlibatan Singapura sebenarnya dalam urusan Marawi. Walaupun Singapura tidak kita libatkan dalam pertemuan di Manado, beberapa waktu yang lalu, bulan Juli ya, tetapi Singapura merasa bahwa, walaupun tidak dilibatkan, tapi impact dari kegiatan ISIS di Marawi itu sampai ke Singapura,” kata Wiranto di Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Jumat, 11 Agustus 2011.
Baca pula:
Setelah Marawi, ISIS Bersiap Serang Singapura dan Asia Timur
Singapura juga terlibat dalam penyerangan militan dan jaringan teroris ISIS di Marawi dengan menyediakan persediaan senilai SGD$100,000 yang diberikan oleh Singapore Armed Forces (SAF) untuk masyarakat sipil pada Senin lalu. Juli lalu, Kementerian Pertahanan Singapura (MINDEF) mengumumkan bahwa Singapura akan mengirimkan alat transportasi udara C-130 (yang mengirim persediaan tersebut), pelatihan bagi Armed Forces of the Philippines (AFP) atau tentara Filipina, bantuan pengawasan dan sebagainya.
Selain itu, ditemukan pula mayat dari militan Singapura di Marawi pada 4 Juli.
Adapun Indonesia, bersama Australia, Selandia Baru, Malaysia, Brunei Darussalam dan Filipina, melaksanakan pertemuan subregional di Manado pada 29 Juli. Keenam negara ini membahas perkembangan aksi terorisme yang berusaha membangun basis baru di Marawi dan Asia Tenggara.
Baca juga:
Cegah Milisi ISIS dari Marawi, Wiranto: Perbatasan Diperketat
“Tadi juga saya sampaikan lengkap bagaimana joint statement yang kita hasilkan di Manado dan Singapura sangat berterima kasih bahwa Indonesia membuka seluas-luasnya informasi-informasi mengenai perlawanan terhadap terorisme itu,” tandas Wiranto.
Wiranto juga membahas sikap Indonesia mengenai konflik di Laut Cina Selatan dan Teo Chee Hean juga menyampaikan undangan menghadiri Singapura bulan depan untuk Presiden Joko Widodo .
Selain membahasa jaringan teroris Marawi, mereka juga membicarakan kemajuan teknologi siber. Berkenaan dengan pembentukan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang ditandatangani Jokowi pada 19 Mei lalu, Wiranto juga akan turut hadir. “Tentunya kita butuh banyak masukan-masukan sehingga saya bersedia untuk hadir di Singapura berbicara masalah-masalah perkembangan kegiatan siber,” kata Wiranto.
Teo Chee Hean pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan Singapura pada periode 2003-2011. Ia adalah anggota dari partai People’s Action Party (PAP).
STANLEY WIDIANTO