TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu keajaiaban dunia Candi Borobudur pada 10 Agustus 1973, diresmikan pemugarannya oleh Presiden Soeharto. Rencana induk untuk memulihkan Borobudur kemudian dibuat. Pemerintah Indonesia dan UNESCO mengambil langkah untuk perbaikan menyeluruh monumen ini dalam suatu proyek besar antara tahun 1975 dan 1982.
Menurut bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam. Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa.
Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran. Pemerintah Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia.
Setelah pemugaran besar-besaran pada 1973 hingga 1984 yang didukung UNESCO, Borobudur kembali menjadi pusat keagamaan dan ziarah agama Buddha. Sekali setahun pada saat bulan purnama sekitar bulan Mei atau Juni, umat Buddha di Indonesia memperingati hari suci Waisak, hari yang memperingati kelahiran, wafat, dan terutama peristiwa pencerahan Siddharta Gautama yang mencapai tingkat kebijaksanaan tertinggi menjadi Buddha Shakyamuni.
Waisak adalah hari libur nasional di Indonesia dan upacara peringatan dipusatkan di tiga candi Buddha utama dengan ritual berjalan dari Candi Mendut menuju Candi Pawon dan prosesi berakhir di Candi Borobudur.
Saat terjadi gempa bumi berkekuatan 6,2 skala richter mengguncang pesisir selatan Jawa Tengah. Bencana alam ini menghancurkan kawasan dengan korban terbanyak di Yogyakarta, namun tak berdampak signifikan, Candi Borobudur tetap utuh.
S. DIAN ANDRYANTO I BERBAGAI SUMBER