TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum mengembuskan nafas terakhirnya di RS Medistra, Jakarta, Senin, 7 Agustus 2017, Basofi Sudirman merintis sebuah karir yang panjang, menjelajahi beberapa bidang dari militer, politik sampai musik.
Basofi Sudirman Lahir di Bojonegoro, Jawa Timur, 20 Desember 1940, ia sudah bercita-cita menjadi tentara sejak kecil. Maka seusai SMA, ia melanjutkan pendidikan di Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang, Jawa Tengah, seperti dilansir oleh profil yang ditulis oleh Tempo di 1996.
Baca juga:
Mantan Gubernur Jawa Timur Basofi Sudirman Meninggal
Kemudian ia pernah menjadi Komandan Detasemen Tempur Kopasandha (1971-1972), Komandan Batalyon 412 Brawijaya (1973-1974), dan Komandan Brigade Infanteri 18 Kostrad (1981-1983), serta mengabdi di Seskoad dan Seskogab. Ia juga pernah berdinas di Jember, Malang maupun Bukit Barisan.
Karir politik dirintisnya di Partai Golkar, ketika ia sudah tidak lagi mengabdi untuk militer sebagai Mayjen, pangkat terakhirnya. Ia menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 1987 sampai 1992, bersama Gubernur Wiyogo Atmodarminto. Seusai jabatan tersebut, ia menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur pada 1993 sampai 1998.
Basofi juga pernah mengeluarkan sebuah album musik beraliran dangdut. Album yang memuat 10 lagu itu berjudul Tidak Semua Laki-laki. Lagu ciptaan Leo waldy itu sempat populer di tahun 1990-an.
Basofi Sudirman meninggal dunia akibat komplikasi dari penyakit kanker darah yang dideritanya. Ia akan dimakamkan di taman makam San Diego Hills, Karawang pada Selasa, 8 Agustus 2017.
STANLEY WIDIANTO