TEMPO.CO, Jakarta - Puan Maharani berhenti ketika sejumlah wartawan di Istana mengerubunginya dan bertanya ihwal sikapnya terhadap pernyataan Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyouno yang menyamakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Putri Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri, yang kini menjadi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, itu menyebut wakil ketua partai pimpinan Prabowo Subianto itu tak beretika.
Baca: PDIP Tersinggung Ucapan Wakil Ketua Gerindra, Kaji Jalur Hukum
"Saya tidak bicara partai per partai, tapi menurut saya, namanya berpolitik itu harus beretika. Jadi tak usahlah saling menghujat," ujar Puan ketika ditanya wartawan, Rabu, 2 Agustus 2017.
Pernyataan Arief muncul tak lama setelah sidang paripurna DPR perihal Undang-Undang Penyelenggaraan Pemilu menetapkan presidential threshold sebesar 20 persen. Menurut pihak partai Gerindra, hal itu adalah lelucon politik dan Arief menyebut dia tak kaget PDIP menjadi dianggap sama dengan PKI.
Baca: Repdem Laporkan Wakil Ketua Umum Gerindra ke Polisi
Belakangan beredar di media sosial surat permintaan maaf yang ditandatangani Arief di atas meterai. Dalam suratnya itu, Arief mengaku tidak memiliki niat menyamakan PDIP dengan PKI.
Puan sendiri berharap Arief bisa menyampaikan permintaan maaf tersebut secara terbuka. Sebab, apa yang dia lontarkan itu juga sebelumnya dinyatakan secara terbuka. "Jadi kalau kemudian itu disampaikan yang saya dengar, yang saya dengar dari teman-teman, kami berharap yang menyatakan hal tersebut bisa menyatakan permintaan maaf tertulis dan terbuka," ujarnya.
Baca: Samakan PDIP dengan PKI, Waketum Gerindra Dilaporkan ke Polda
Ketika ditanya apa tanggapan Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri, Puan Maharani
mengatakan, "Ini urusannya bukan partai. Yang bisa saya sampaikan, lebih baik kita menjalankan demokrasi berpartai ini dengan cara-cara santun dan beretika. Itu saja."
ISTMAN M.P.