TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha perkebunan kelapa sawit DL Sitorus meninggal dunia saat akan terbang dengan pesawat Garuda Indonesia dari Jakarta ke Medan, Kamis 3 Agustus 2017. Kerabat dekat DL Sitorus, Jasudin Panjaitan mengatakan yang bersangkutan memang telah sakit-sakitan sejak tiga tahun silam.
"Setiap berpergian DL Sitorus sering membawa tabung oksigen dan dibantu kursi roda," kata Jasudin kepada Tempo, Kamis 3 Agustus 2017.
Jasudin menjelaskan DL Sitorus memiliki riwayat sakit jantung dan sesak nafas. Meski sakit, DL Sitorus tetap kerja memantau berbagai usaha yang dia rintis antara lain perkebunan sawit, bank perkreditan rakyat, sekolah dan usaha lain.
Baca: Begini Kepanikan Pramugari Sesaat Sebelum DL Sitorus Meninggal
Penerbangan Garuda Indonesia GA 188 rencananya mengantarkan DL Sitorus dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang ke Bandara Kualanamu, Sumatera Utara. Keberangkatan DL Sitorus ke Medan, kata Jasudin, karena ada kegiatan di gereja dekat perkebunan.
"DL Sitorus seyogyanya akan menghadiri perayaan salah satu gereja di kawasan perkebunan milik beliau. Namun takdir berkata lain," kata Jasudin.
Kemungkinan jenazah DL Sitorus akan dimakamkan di tanah kelahirannya Desa Parsambilan, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. "Tapi disemayamkan lebih dulu di rumah duka di Jakarta. Saya baru bicara melalui sambungan telepon dengan anak beliau Sihar Sitorus," kata Jasudin.
Baca: DL Sitorus, Dijadikan Nama Jalan Saat Ia Masih Hidup
Sosok DL Sitorus, sambung Jasudin, dikenal pekerja keras. Meski pernah menjalani hukuman karena dituduh merambah hutan dan menyulapnya menjadi kawasan perkebunan sawit seluas 42 ribu haktare di Padang Lawas, Sumatera Utara, namun DL tetap melakukan ekspansi sawit hingga ke Pulau Sulawesi.
"Beliau sangat pekerja keras. Satu lagi sifat baik beliau sangat menghormati ibunya. Apa yang dikatakan ibunya, pasti dituruti DL Sitorus," tutur Jasudin.
SAHAT SIMATUPANG