INFO NASIONAL - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir bahwa data jumlah penduduk miskin pada Maret 2017 di Indonesia mencapai 27,77 juta orang atau mengalami peningkatan dari September 2016 yang hanya 27,76 juta.
Selama periode September 2016 – Maret 2017, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 188,19 ribu orang dari 10,49 juta pada September 2016 menjadi 10,67 juta orang pada Maret 2017. Sementara, di daerah perdesaan turun sebanyak 181,29 ribu orang dari 17,28 juta pada September 2016 menjadi 17,10 juta pada Maret 2017.
Baca Juga:
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menyambut gembira dengan adanya penurunan angka kemiskinan di pedesaan ini. "Angka kemiskinan bulan Maret memang meningkat. Namun, peningkatan tersebut tidak terjadi di pedesaan. Pedesaan menurun dan angka kemiskinan di kota yang justru meningkat," kata Eko saat berada di Kantor BPS, Selasa, 1 Agustus 2017.
Menurut Eko, terjadi peningkatan angka kemiskinan di bulan Maret itu kemungkinan disebabkan oleh belum adanya panen raya dan belum cairnya dana dari pemerintah pusat untuk berbagai program yang disalurkan guna mengatasi kemiskinan dan pembangunan.
"Data sejak 2014, angka kemiskinan selalu meningkat pada bulan Maret dibandingkan bulan September yang angka kemiskinannya selalu turun. Kenapa meningkat, kemungkinan disebabkan Karena pada bulan maret itu, terutama di desa-desa itu masyarakatnya belum menikmati panen raya sehingga pendapatan masyarakat masih belum terlihat. Panen raya pada umumnya terjadi pada akhir Maret hingga awal bulan Mei,” katanya.
Baca Juga:
Eko juga menilai pada umumnya dana yang akan digelontorkan oleh pemerintah pusat untuk berbagai program dalam mengatasi kemiskinan dan pembangunan, termasuk dana desa tersebut masih belum tersalurkan hingga akhir Maret. “Kalau bulan September angkanya jauh lebih baik itu karena masyarakat sudah mendapatkan pendapatan, sudah panen, dan anggaran program-program untuk membangun masyarakat miskin dan desa juga sudah tersalurkan,” katanya.
Lebih lanjut, Eko mengatakan bahwa afirmasi pembangunan di desa selalu dilakukan, baik melalui dana desa maupun 19 kementerian/lembaga dengan program di desa. Dalam dua tahun terakhir, dana desa mayoritas digunakan untuk pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan, saluran irigasi, rabat penaham tanah longsor, PAUD, polindes, pasar desa, MCK dan lain- lain. "Tahun ini, kami mengarahkan penggunaan dana desa untuk peningkatan pendapatan masyarakat desa dan pemberdayaan ekonomi desa dengan menjalankan empat program unggulan di desa, yakni produk unggulan kawasan pedesaan (prukades), embung, BUMDes dan sarana olahraga desa," katanya. (*)