TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan telah beberapa kali terjadi letusan dan 17 kali awan panas guguran di Gunung Sinabung, Sumatera Utara. Hal itu tercatat terjadi sejak pukul 08:00 WIB dan pukul 12:00 WIB hari ini.
"Pos pengamatan Gunung Sinabung PVMBG melaporkan pada pukul 10:00 WIB terjadi letusan dengan tinggi kolom 4.200 meter," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya pada Rabu, 2 Agustus 2017.
Baca juga:
Gunung Sinabung Erupsi 17 Kali, Warga Karo Siaga
Sutopo menuturkan ribuan penduduk terdampak langsung dari hujan abu vulkanik akibat letusan Gunung Sinabung, dan dilaporkan tidak ada korban jiwa. Hujan abu diinformasikan menyebar di beberapa tempat seperti di Desa Perbaji, Sukatendel, Temberun, Perteguhen, Kuta Rakyat, Simpang Empat, Tiga Pancur, Selandi, Payung, dan Kuta Gugung.
Menurut Sutopo saat ini masyarakat memerlukan masker dan air untuk membersihkan lingkungan. Ia menambahkan BPBD Kabupaten Karo bersama TNI, Polri, Dinas Kesehatan dan SKPD lain, relawan, dan masyarakat telah membagikan masker, pembersihan jalan dan lahan, pembersihan aset-aset pemerintah (pasar dan tempat umum lainnya). Mereka juga mengimbau kepada masyarakat tidak memasuki zona merah.
Baca pula:
Letusan Gunung Sinabung Lontarkan Kolom Abu Setinggi 3 Kilometer
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan masyarakat dan pengunjung, agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 kilometer dari puncak, dan dalam jarak 7 kilometer sektor Selatan-Tenggara. Kemudian juga di dalam jarak 6 kilometer untuk sektor Tenggara - Timur, serta di dalam jarak 4 kilometer untuk sektor Utara-Timur Gunung Sinabung.
Sutopo menjelaskan masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung, agar tetap waspada terhadap ancaman bahaya lahar. Mengingat telah terbentuk bendungan alam di hulu Sungai Laborus, maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai Laborus tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol. "Bila tak kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan lahar atau banjir bandang ke hilir."
Simak:
Intensitas Letusan Naik, Kubah Lava Gunung Sinabung Runtuh
Sutopo mengungkapkan saat ini masih tercatat 7.214 jiwa atau 2.038 kepala keluarga di delapan pos pengungsian. Namun hanya ada 2.863 jiwa yang tinggal di pos pengungsian. "Sisanya banyak yang tinggal di tempat lain di luar pos pengungsian."
Kebutuhan sandang dan pangan masyarakat relatif terpenuhi. BNPB mengimbau masyarakat terus waspada dan mentaati rekomendasi pemerintah. Alasannya karena tidak dapat diprediksikan sampai kapan Gunung Sinabung akan berhenti meletus.
Lebih lanjut, parameter vulkanik dan seismisitas gunung masih tetap tinggi sehingga potensi letusan susulan masih akan tetap berlangsung. Secara umum aktivitas vulkanik Gunung Sinabung sampai saat ini ditandai dengan gempa low frequency dan pertumbuhan lava yang relatif kecil. Pada pengukuran 19 Juli lalu, diketahui volume kubah lava sudah mencapai 2,3 juta meter kubik.
DIKO OKTARA