TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara meresmikan jaringan 4G di salah satu pulau terluar di Indonesia, yakni Pulau Miangas, Sulawesi Utara, Senin, 31 Juli 2017. Peningkatan jaringan ini diharapkan dapat meningkatkan akses komunikasi dan informasi bagi warga Indonesia di perbatasan.
"Mempertahankan kedaulatan itu salah satunya menjaga wilayah perbatasan, yakni pulau-pulau terluar, terutama yang berpenduduk, harus kita jaga. Jaganya seperti ketersediaan layanan teknologi, informasi, dan komunikasi," kata dia dalam sambutannya.
Baca: Resmikan Banda Miangas, Jokowi: Bukti Negara Hadir
Dalam beberapa tahun terakhir, Miangas baru dapat mengakses jaringan 2G. Namun itu pun terkadang harus berjalan ke perbukitan agar mendapatkan sinyal. "Sinyal cukup bagus ada juga di pantai, tapi biasanya hanya untuk tujuh orang," ujar Indah Purnamasari Lupa, salah satu warga Miangas.
Dalam kesempatan itu pula Rudiantara meresmikan masuknya transmisi TV digital (Televisi Republik Indonesia) TVRI, menggantikan transmisi analog yang sebelumnya biasa dipakai warga. Dalam beberapa bulan ke depan, diharapkan setidaknya 12 saluran TV nasional Indonesia bisa diterima di sana.
Jaringan Radio Republik Indonesia (RRI) pun diperkuat. Dengan membagikan 300 radio di Miangas, warga diharapkan dapat lebih melek informasi dari pemerintah. "Sebelumnya, radio Filipina atau radio mana (yang diterima oleh warga), besok RRI," ucap Rudiantara.
Baca: Fahri Hamzah Usulkan Badan Pengelola Perbatasan Jadi Kementerian
Pulau Miangas berjarak sekitar 515 kilometer dari ibu kota Sulawesi Utara, Manado. Pulau ini merupakan pulau paling ujung utara Indonesia. Pulau ini terhitung lebih dekat dengan Filipina, yang hanya berjarak 136 km.
Aksi terorisme di Marawi, Filipina, membuat pulau ini rawan menjadi pintu masuk bagi teroris ke Indonesia. Apalagi jarak dari Marawi ke pulau ini hanya 388 km.
Peningkatan fasilitas komunikasi di daerah perbatasan, seperti Miangas, diharapkan menjadi counter bagi masuknya paham radikal di sana.
"Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi, setidaknya membuat mereka mendapatkan informasi dari Indonesia. Kami coba memitigasi agar (warga) tidak terpapar konten negatif. Kami memitigasi menekan serendah mungkin," tuturnya.
EGI ADYATAMA