TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 200 ilmuwan dan peneliti mumpuni terbujuk menjadi dosen Universitas Surya. Belakangan, hampir semua mundur menyusul krisis keuangan perguruan tinggi yang didirikan ahli fisika, Yohanes Surya. Manajemen Universitas Surya terjerat utang kredit tanpa agunan di Bank Mandiri sebesar Rp 16 miliar.
Akibat utang itu, gaji dosen banyak yang tertunda pembayarannya. Bahkan ada gaji dosen yang dipangkas hanya tinggal beberapa juta rupiah dari sekitar Rp 30 juta gaji per bulan yang dijanjikan. Hoya B.P Hutagalung alias Rita Sihite, dosen ilmu musik, mengaku, sesuai dengan kontrak, seharusnya dia mendapat gaji Rp 30 juta per bulan. Rita mengalami kejadian itu dua tahun lalu. “Waktu itu, gaji saya belum dibayar,” kata Rita saat ditemui Tempo belum lama ini.
Baca: Krisis Keuangan, Universitas Surya Terjerat Utang Rp 16 Miliar
Usaha Rita menagih gaji dilakukan dengan susah payah karena ketika itu sangat membutuhkan uang untuk penyembuhan suaminya yang mengidap kista. Di antaranya mengirim surat elektronik kepada Hana Surya, Ketua Yayasan Surya Institute—yayasan yang tercatat sebagai pemilik dan pengelola Universitas Surya.
Hana adalah saudara kandung Yohanes Surya, pendiri sekaligus Rektor Universitas Surya. Dalam surat itu, Rita menjelaskan situasinya dan memohon agar yayasan secepatnya membayar gajinya. Upaya ini pun tak membuahkan hasil. Akhirnya, teman-teman Rita datang membantu. Mereka urunan membiayai operasi itu. “Saya juga dibantu oleh keluarga,” ujarnya.
Awal tahun lalu, suami Rita divonis menderita katarak dan butuh segera dioperasi. Lagi-lagi, Rita mengirim surat kepada Yohanes dan Hana Surya agar kampus melunasi gajinya sebagai dosen. Penghasilan sang suami hanya dari uang pensiun. Jawaban Universitas Surya sama saja: kampus tak sanggup memenuhi keinginan tersebut. Sampai sekarang, indra penglihatan suami Rita belum dioperasi.
Baca: Kisah Rektor Universitas Surya Ditinggal Dosen dan Mahasiswanya
Rita semula bekerja sebagai dosen Universitas Pelita Harapan di Tangerang. Posisinya cukup tinggi di sana. Terakhir, dia menjabat Dekan Fakultas Ilmu Musik. Dia tertarik pindah ke Universitas Surya pada 2013 karena iming-iming gaji besar. Menurut Rita, Yohanes sendiri yang mengajaknya bergabung. Kebetulan keduanya saling kenal karena pernah sama-sama menjadi dosen di Universitas Pelita Harapan. Jabatan terakhir Yohanes di Universitas Pelita Harapan, pada 2004, adalah Dekan Fakultas Sains dan Matematika.
Ketika dimintai konfirmasi, Yohanes Surya membenarkan kabar bahwa kampus yang dia pimpin memang sempat terlambat membayar gaji dosen. Tapi dia mengklaim gaji dosen Universitas Surya yang tertunggak kini sudah mulai dibayar secara bertahap. “Banyak dosen sudah pada dicicilin gajinya. Memang belum seluruhnya,” kata Yohanes ketika ditemui di kampusnya di Gedung Unity, kawasan Gading Serpong, Tangerang, pada Juni lalu.
TIM INVESTIGASI TEMPO
Catatan:
Artikel lengkapnya silakan baca majalah Tempo edisi pekan ini, 24-30 Juli 2017.