TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengapresiasi kementerian dan lembaga yang telah memberi pelayanan publik secara efektif sehingga Indonesia berada di posisi pertama survei Gallup. Berdasarkan survei Gallup World Poll, Indonesia ada di urutan teratas negara yang pemerintahnya paling dipercaya rakyat.
"Saya mengapresiasi kementerian-kementerian dan lembaga yang telah menjalankan pelayanan publiknya secara efektif, merespons secara cepat keluhan-keluhan yang ada dalam rangka melindungi masyarakat," kata Jokowi saat memberi pengantar dalam rapat kabinet paripurna di kantor Presiden, Jakarta, Senin, 24 Juli 2017.
Baca: Survei Terbaru SMRC: Elektabilitas Jokowi Teratas, Sebabnya...
Jokowi mengatakan Gallup World Poll adalah survei yang mempunyai kredibilitas tinggi dan merupakan lembaga survei internasional. Dalam surveinya, Gallup menempatkan Indonesia pada peringkat nomor satu negara yang pemerintahnya dipercaya masyarakat.
Urutan negara yang menduduki peringkat lima teratas survei Gallop, Jokowi memaparkan, adalah Indonesia, Swiss, India, Luxemburg, dan Norwegia. Lalu diikuti Kanada, Rusia, Turki, Selandia Baru, dan Irlandia. Dia menyebut berada pada puncak kepercayaan di atas negara-negara lain merupakan suatu kepercayaan rakyat kepada pemerintah yang sangat besar.
Menurut Jokowi, hasil survei ini punya makna yang sangat penting bagi pemerintah dalam bekerja melayani rakyat. Sebab, kepercayaan yang ada akan membuat pemerintah bisa bekerja lebih mudah. "Kalau sudah dipercaya, yang sulit menjadi lebih mudah," katanya. Karena itu, dia meminta peluang dan momentum ini harus digunakan dalam memutuskan hal yang sulit. "Komunikasi kepada masyarakat juga harus terus dilakukan," kata Jokowi.
Baca: Survei: Menteri Susi Dinilai Publik Paling Baik Kinerjanya
Sayangnya, Jokowi melihat komunikasi yang dilakukan belum maksimal. Dia membandingkan dengan India yang berada di posisi ketiga. Pencapaian itu dimuat semua koran dalam berita-berita mereka. "Tapi kita nomor satu tidak ada yang keluar," kata Jokowi. Untuk itu, dia meminta kondisi tersebut bisa memacu semua pihak memperbaiki komunikasi dengan rakyat.
AMIRULLAH SUHADA