TEMPO.CO, Yogyakarta - Dalam setiap kunjungan maupun pertemuan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan sejumlah kepala negara maupun kepala pemerintahan, seperti perdana menteri maupun menteri luar negeri, ada kesan yang disampaikan mereka kepada Jokowi berkaitan dengan keanekaragaman suku, agama, dan bahasa daerah di Indonesia. Mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas 17 ribu pulau, 714 suku, dan 1.100 lebih bahasa daerah.
"Bagaimana manajemen pengelolaannya hingga bisa tetap rukun? Apakah Pak Jokowi hafal semua bahasa daerahnya?" kata Presiden Jokowi menirukan pertanyaan para kepala negara itu saat mengisahkan kembali pengalamannya di hadapan peserta Kongres Pancasila IX di halaman Balairung Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Sabtu, 22 Juli 2017.
Baca juga:
Pesan Presiden Jokowi kepada Generasi Y: Saya Pancasila
Presiden Jokowi Akan Letakkan Batu Pertama Museum Muhammadiyah
"Enggak. Saya enggak ngerti. Saya pakai bahasa Indonesia yang semua rakyat kami tahu dan mengerti," kata Jokowi saat menjawab pertanyaan itu.
Namun dari sekian kepala negara yang pernah ditemuinya, Jokowi mengaku terkesan pertemuannya dengan Presiden Afganistan Ashraf Ghani. Mengingat Afganistan merupakan negara yang hampir mirip dengan Indonesia yang juga mempunyai kekayaan ladang gas, minyak, juga tambang emas yang besar. Namun konflik dan gesekan yang tak bisa dikelola dengan baik di sana membesar sehingga menimbulkan peperangan. Bahkan kini telah ada 40 faksi di sana. Tak heran Ashraf pun memberi nasihat pada Jokowi.
"Pak Jokowi hati-hati. Indonesia negara yang beragam dan majemuk," kata Ashraf, waktu itu.
Silakan baca:
Banyak Ormas Anti-Pancasila Serupa HTI, Jokowi: Bisa 4, 5, dan 6
Alasan Jokowi Belum Membahas Kenaikan Status UKP PIP
Bagi Jokowi, konflik kecil di setiap negara adalah hal yang wajar. "Enggak apa-apa, nanti rukun lagi. Karena Indonesia punya Pancasila," kata Jokowi.
Berkaca dari pengalaman-pengalaman konflik di negara lain itu, Jokowi meminta bangsa Indonesia menjadikan Pancasila tak hanya sebagai kebanggaan, tapi juga pegangan. "Itu juga yang membuat negara lain melihat Indonesia. Alhamdulillah kami terhindar (dari perang)," kata Jokowi.
PITO AGUSTIN RUDIANA