TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris DPD PDIP Jawa Barat Abdi Yuhana mengatakan, masa pendaftaran penjaringan calon gubernur untuk Pilkada Jawa Barat, dibuka partainya di DPD Jawa Barat sejak 20 Mei 2017 hingga 6 Juni 2017, sempat diperpanjang karena kurang dari empat orang yang mendaftar sekaligus mengembalikan formulir, salah satunya cucu Presiden Sukarno.
“Yang mengambil formulir empat orang. Saya, Bupati Tasikmalaya (Uu Ruzhanul Ulum), Ibu Puti (Puti Guntur Sukarnoputri), dan Haji Sutrisno (Bupati Majalengka). Tapi sampai tanggal 6 Juni yang mengembalikan formulir cuma 2 orang yakni Ibu Puti dan Sutrisno,” kata Abdi Yuhana saat dihubungi Tempo, Jumat, 7 Juni 2017, mengenai Pilkada Jawa Barat 2018.
Baca juga:
Pilgub Jawa Barat, PDIP Pantau Potensi Dedi, Ridwan, Dede
Abdi mengatakan, gara-gara belum 4 orang yang resmi mengikuti penjaringan akhirnya pendaftaran penjaringan calon gubernur Jawa Barat yang akan di usung partainya diperpanjang sejak 13 Juni 2017 sampai 4 Juli 2017. Abdi yang sempat mengambil formulir, akhirnya ikut mengembalikan formulir untuk mengikuti proses penjaringan partainya pada 4 Juli 2017.
Saat pendaftaran perpanjangan pendaftaran penjaringan calon partainya ditutup, masih ada peminat yang berniat mendaftar. “Kemarin, tanggal 6 Juli, Pak Iwa menemui saya di DPD partai menyampaikan bahwa ingin mendaftar ke PDI Perjuangan, dan disampaikan karena DPD sudah di tutup, sehingga ada pintu lain di DPP partai. Dan hari ini (7 Juli 2017) mendaftar ke DPP partai,” kata Abdi.
Baca pula:
Akhirnya Gerindra Tutup Pintu Buat Ridwan Kamil di Pilgub Jabar
Seluruhnya ada tiga calon yang resmi mengikuti mekanisme penjaringan untuk mencari kandidat yang akna diusung PDI Perjuangan dalam pemilihan gubernur Jawa Barat tahun depan yakni Puti Guntur Sukarnoputri, Bupati Majalengka Sutrisno, Sekretaris DPD PDIP Jawa Barat Abdi Yuhana, serta Sekda Jawa Barat Iwa Karniwa. Abdi mengatakan, mekanisme selanjutnya tinggal menunggu keputusan partainya.
Menurut Abdi, PDIP di Jawa Barat sendiri memenuhi kriteria untuk mendaftarkan sendiri pasangan calonnya karena prosentase jumlah kursinya 20 persen mencukupi. “Persoalan pentingnya adalah bagaimana calon-calon yang mendaftar di PDIP kemudian, calon yang di usung harus mensosialisasikan dirinya ke masyarakat Jawa Barat. Dan atmosfer di PDI Perjuangan tidak ada persaingan antar kader internal, tidak ada kompetisi, tapi semuanya harus saling support dan mendukung,” kata dia.
Simak:
Golkar Belum Bisa Sebutkan Nama Kandidat Pilgub Jawa Barat
Sekda Jawa Barat Iwa Karniwa mengambil formulir sekaligus mendaftarkan dirinya mengikuti penjaringan bakal calon gubernur Jawa Barat lewat PDIP pada Jumat, 7 Juli 2017. “Saya tidak keburu mendaftar tanggal 4 Juli di DPD PDIP Jawa Barat, namun masih dibuka peluang untuk melakukan pendaftarandi DPP PDIP di Jakarta,” kata dia saat dihubungi Tempo, Jumat, 7 Juli 2017.
Iwa bertemu dengan Ketua Bapilu DPP PDIP Bambang DH di kantor partai itu di Jakarta. Dia juga semapt bertemu dengan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto. Iwa membawa rombongan lebih dari seratus orang berasal dari sejumlah organisasi dan profesi yang berkumpul sejak waktu shalat Subuh di Majid Raya Bandung. “Alhamdulillah proses berjalan dengan baik, mulus, dan lancar,” kata dia.
Dia mengaku, belum lama akhirnya memutuksan untuk mengikuti proses pemilihan gubernur dengan mengikuti proses penjaringan lewat partai politik, kendati desakan agar dirinya maju dalam proses pilkada gubernur diterimanya sejak awal tahun ini. “Saya mengusulkan untuk (posisi) Jabar 1, tapi kita lihat perkembangannya seperti apa,” kata Iwa.
Partai politik pilihannya jatuh pada PDIP. “Ada kesamaan visi pribadi mengabdi di Jawa Barat dimana PDIP mengusung keberpihakan pada wong cilik,” kata Iwa.
Iwa mengatakan, sudah bertemu langsung dengan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar untuk memberitahukan keputusannya itu. “Ke gubernur (Ahmad Heryawan) juga sudah menyampaikan, hanya kebetulan beliau kesibukannya luar biasa dalam beberapa hari ini belum sempat bertemu khusus, tapi kita sudah melaporkan sekaligus minta izin beliau sebelum saya aberangkat ke DPP PDIP, ke Jakarta,” kata dia.
Soal tugas dan jabatannya, Iwa mengatakan, baru akan dilepasnya setelah ada keputusan partai memastikan pencalonannya. “Setelah mendaftar, saya kembali pada tugas. Karena sampai diputuskan di usung oleh partai, lau partai mendaftarkan ke KPU, saat itu saya tetap sebagai Sekda. Saya akan tetap fokus sebagai Sekda,” kata Iwa. Sosialisasi pencalonannya sehari-hari, diserahkannya pada relawan.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar membenarkan soal Sekda Iwa Karniwa sempat menemuinya memberitahukan niatannya untuk mengikuti proses pemilihan gubernur dengan mendaftarkan diri lewat partai PDI Perjuangan. “Konsekuensinya kalau diterima oleh PDIP dan dicalonkan, harus berhenti setelah ditetapkan oleh KPU. Kalau kata KPU memenuhi syarat semuanya, udah berhenti, otomatis,” kata dia di Bandung, Jumat, 7 Juli 2017.
Deddy mengatakan, sambil menunggu proses tersebut, Iwa masih wajib menjalankan pekerjaannya sebagai Sekda Jawa Barat. “Aturannya begitu. Tapi kalau gak dicalonkan, jadi Sekda lagi.Aneh juga ya, kalau tentara mesti keluar dulu, kalau PNS begitu aturannya. Setelah dicalonkan partai yang bersangkutan, setelah ditetapkan oleh KPU memenuhi syarat baru berhenti, kalau nggak, balik lagi,” kata dia.
Soal pencalonan dirinya dalam ajang pemilihan gubernur, Deddy mengaku masih menunggu keputusan sejumlah partai. “Masih ada komunikasi lagi, mungkin yang lain mungkin mau mendekat lagi dengan PKS dan Gerindar. Kita komunikasi saja terus sampai dapat format yang tepat,” kata dia.
Ditanya kemungkinannya ikut mendaftar lewat proses penjaringan partai untuk Pilkada jawa Barat 2018, Deddy masih berahasia. “Lihat saja keadannya. Gak boleh di omongin dulu lah, nanti jadi spekulasi yang bikin orang deg-degan,” kata dia.
AHMAD FIKRI