TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyatakan tidak mudah bagi Indonesia terlibat dalam operasi militer menghadapi kelompok ISIS di Marawi, Filipina.
"Mengirim pasukan ke sana tidak gampang. Perlu persiapan," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 3 Juli 2017.
Selain menyiapkan hal teknis, seperti prosedur operasi, Wiranto menyebut hal terpenting yang mesti disiapkan ialah aspek peraturan. Menurut mantan Ketua Umum Partai Hanura itu, tidak mudah bagi pemerintah untuk melakukan persiapan itu, khususnya aspek legislasi. "Tawaran Filipina patut kita hargai," ucapnya.
Baca: Wiranto: Pemerintah Antisipasi Larinya ISIS dari Filipina ke RI
Sebelumnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte sudah memberikan lampu hijau bagi Indonesia untuk terlibat dalam operasi militer melawan kelompok teroris yang terafiliasi dengan ISIS. Pemerintah Indonesia memilih menggelar operasi militer bersama. Kerja sama patroli militer sudah digagas saat pertemuan trilateral Indonesia-Filipina-Malaysia pada Juni lalu.
Lebih lanjut, Wiranto menyatakan Presiden Joko Widodo belum menyetujui ajakan Presiden Duterte untuk terlibat di Marawi. Meski ,demikian pihaknya terus melakukan koordinasi terkait dengan upaya menggelar operasi pengamanan bersama.
Menanggapi situasi keamanan dalam negeri yang belakangan terjadi aksi penyerangan terhadap anggota polisi, Wiranto menilai tindakan itu dilakukan perorangan. Menurut dia, aksi individu tersebut dipicu pengaruh Internet. Ia mengatakan aparat keamanan tengah mengupayakan sistem pengamanan individual yang bertujuan mengamankan masyarakat.
ADITYA BUDIMAN