TEMPO.CO, Padang - Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah meminta pelaksaaan full day school atau lima hari sekolah diundur dari jadwal yang dimulai tahun ajaran baru bulan depan. Banyak sekolah di Kota Padang yang belum mampu menerapkan peraturan menteri tentang lima hari sekolah dalam sepekan itu.
"Dinas Pendidikan dan kepala sekolah sudah bertemu untuk mendiskusikan ini. Kami akan menyurati kementerian untuk meminta diundur," ujar Mahyeldi Ansharullah, di Padang, Jumat 16 Juni 2017.
Baca : Lembaga Maarif NU: Full Day School Memicu Keresahan di Daerah
Menurutnya, sekolah di Kota Padang masih kekurangan ruangan belajar. Sehingga banyak yang masih menerapkan dua shift. Sedangkan, sistem full day school menerapkan sekolah selama delapan jam. Kata dia, sekolah dengan sistem dua shift akan mengalami kesulitan dalam penerapannya.
"Untuk sekolah dasar kami masih kekurangan 437 ruangan belajar. Kami butuh waktu hingga 2020 untuk menambah kelas tersebut," ujar Mahyeldi lagi.
Simak pula : Jokowi Pahami Keresahan Masyarakat Soal Full Day School
Mahyeldi mengatakan, seharusnya ada kajian yang matang dan mendalam dalam merumuskan peraturan tersebut. Kementerian dan Kebudayaan sebaiknya juga melibatkan seluruh daerah dalam penyusunan. Sehingga, kata dia, pemerintah daerah juga bisa menyiapkan perangkat dalam penerapan sistem baru tersebut.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan sudah menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) tentang lima hari sekolah dalam sepekan (full day school). Menurut dia, Permen itu terbit pada 9 Juni 2017 lalu dan akan berlaku pada Juli nanti.
ANDRI EL FARUQI
Video Terkait:
PBNU Tolak Kebijakan Full Day School Kirimkan Surat ke Presiden