TEMPO.CO, Makassar - Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Komando Daerah Militer XIV Hasanuddin bekerja sama menghadapi ancaman teroris. Bentuk kerja samanya dengan mengaktifkan intelijen dan patroli gabungan Polri - TNI.
"TNI dan Polri siaga menghadapi ancaman terorisme di Sulawesi Selatan dalam bentuk kerjasama intelijen dan patroli gabungan," kata Juru bicara Polda Sulawesi Selatan, Komisaris Besar Dicky Sondani kepada Tempo, Selasa 6 Juni 2017.
Baca juga:
TNI - Polri Antisipasi Solidaritas Marawi, Pengawasan Diperketat
Ia mengatakan saat ini kerja sama dengan TNI tengah berjalan, untuk mengantisipasi adanya aksi teror di wilayah Sulawesi Selatan.
Sementara, Panglima Daerah Militer XIV Hasanuddin, Mayor TNI Jenderal Agus Surya Bakti mengatakan pihaknya bakal memetakan wilayah di masing-masing Komando Distrik Militer (Kodim) jika ada potensi mencurigakan. Kemudian melakukan pendekatan secara persuasif.
Baca pula:
Penguatan TNI dalam Penindakan Terorisme, Polri Tak Masalah
"Kita akan melakukan pendekatan persuasif, membuka komunikasi dengan mereka. Kita ingin bulan Ramadhan ini tetap suci dan fitrahnya tetap terjaga," tutur Agus.
Menurut Agus, perbatasan Sulawesi Barat merupakan daerah rawan teroris karena bersinggungan dengan Sulawesi Tengah. Sehingga secara geografis lokasi itu sangat strategis untuk melakukan persembunyian dan konsolidasi. "Masih banyak juga bekas Darul Islam/ Tentara Islam Indonesia yang masih keras, " ujarnya.
Selain itu, kata Agus, pihaknya juga mewaspadai adanya jaringan ISIS di Makassar. Karena menurut Agus, banyak simpatisan ISIS yang mau berangkat ke Suriah. Namun berhasil dicegat di Bandara Soekarno Hatta.
"Tapi mereka sudah agak bagus, tapi tak menutup kemungkinan akan kembali lagi karena pengaruh melalui media sosial dan gambar-gambar lainnya. Nah itu yang berbahaya," ucap Agus.
Menurut dia, kehadiran teroris yang paling berbahaya adalah pahamnya, karena bisa merasuki seluruh elemen masyarakat, untuk itu latihan gabungan Polri - TNI ini dilakukan guna mengantisipasinya. Oleh karena itu ia mengimbau agar masyarakat tetap menjaga keutuhan NKRI, dan melaporkan jika ada kegiatan-kegiatan aneh. "Kita waspadai perbatasan karena masih ada kaitannya dengan Poso," katanya.
Bahkan, Agus menambahkan jika sudah ada laporan warga terkait kegiatan aneh yang dilakukan orang-orang tertentu di wilayahnya. "Karena ini kegiatan intelijen, jadi masih dikembangkan. Intinya mari kita saling menjaga, jaga kesucian Ramadan, jangan sampai ada aksi teror terjadi," katanya.
DIDIT HARIYADI