TEMPO.CO, Bandung -- Detasemen Khusus Antiteror 88 dan Kepolisian Daerah Jawa Barat kembali membekuk salah satu terduga tokoh kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bandung Raya, M. Iqbal alias Kiki. Dia diduga terlibat dalam aksi bom bunuh diri di Kampung Melayu beberapa waktu yang lalu.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Barat, Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus, mengatakan Kiki ditangkap Densus pada Senin, 5 Juni 2017 di kawasan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
Baca: Hadapi Teroris di Sulbar, Kodam XIV Hasanuddin Aktifkan Intelijen
"Ditangkap saat sedang memgantar anaknya di Jatinangor. Sekarang sedang dilakukan pemeriksaan oleh Densus," ujar Yusri saat hadir di penggeledahan rumah Kiki di Cileunyi, Kabupaten Bandung, Selasa, 6 Juni 2017.
Yusri menjelaskan Kiki diduga merupakan guru mengaji dan motivator dari para pelaku bom bunuh diri di Kampung Melayu. "Dia adalah guru ngaji komunitas JAD Bandung. Murid-muridnya adalah pelaku bom Melayu," ujar Yusri.
Baca: Antisipasi ISIS di Asia Tenggara, Kemenhan Akan Lakukan Ini
Pagi tadi, Selasa, 6 Jumi 2017, polisi menggeledah kediaman Kiki di Desa Cileunyi Wetan, Kampung Paledang, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Polisi menggeledah rumah mertua Kiki dan warung obat-obatan herbal milik Kiki. "Kita menemukan dokumen-dokumen pribadi dan dokumen terkait jaringan JAD," ujar Yusri.
Kiki merupakan residivis teroris untuk kasus tindak pidana terorisme. Dia terbukti bersalah merakit bom bersama kelompok Cibiru. Dia divonis 6 tahun penjara pada tahun 2011.
Kurnia Widodo, salah satu mantan anggota kelompok Cibiru, mengatakan Kiki merupakan orang terdekat Aman Abdurahman--pimpinan JAD. Bahkan, Dia menyebutkan Kiki merupakan ustad pelapis dari Aman Abdurhman ya g saat ini sedang mendekam di bui.
"Kiki dekat dengan Aman (Abdurahman). Dia perannya sebagai ustad lapis kedua," ujar Kurnia kepada Tempo, Selasa, 6 Juni 2017.
Kendati demikian, Kurnia sudah hilang kontak dengan Kiki sejak sama-sama di dalam penjara tahun 2012. Kurnia mengatakan, setelah keluar dari penjara Kiki malah memilih faham takfiri bersama kelompok Aman Abdurahman. Penganut faham takfiri mudah mengkafirkan sesama muslim yang berbeda pandangan dan pemahaman agama dengannya. "Mereka memilih berfaham takfiri lalu masuk ISIS, sedang saya anti ISIS,"ujar Kurnia.
IQBAL T.LAZUARDI S