TEMPO.CO, Mataram - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah mengatakan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bisa menjadi jembatan antara agama dan negara. Provinsi tempat kelahirannya itu, menurut Fahri Hamzah, bisa menjadi pusat modernisasi dari pandangan beragama dan bernegara.
"Kami ingin NTB menjadi pusat kecintaan terhadap Tanah Air. Kalau saya mengatakan gugusan NTB ini, kalau dilipat Indonesia itu dari timur, barat, utara, selatan, kira-kira tengahnya NTB," kata Fahri Hamzah di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 3 Juni 2017.
Baca: Isu Penghapusan Pasal Penistaan Agama, Fahri Hamzah Tuding Istana Lemot
Fahri melanjutkan, "Bisa dikatakan NTB ini sentra dari Indonesia. Itu artinya posisi NTB paling moderat. NTB bisa menjadi pusat modernasi dari pandangan kita dalam beragama dan bernegara, karena ada yang ekstrem bernegara dan ada juga yang ekstrem beragama," kata Fahri Hamzah.
Masih menurut Fahri Hamzah, kehadiran Masjid Hubbul Wathan Islamic Center yang berarti Cinta Tanah Air sebagai ikon baru NTB. Dari dalam masjid itu, umat Islam menyuarakan cinta dan berbakti kepada bangsa, bahkan menjaga perdamaian negara.
Baca Juga:
Lihat: Hak Angket KPK, PKS: Fahri Hamzah Bukan Anggota Fraksi PKS
Karena itu, kata pria kelahiran Sumbawa, 10 Oktober 1971 ini, tidak boleh ada lagi yang mempersoalkan kecintaan umat Islam terhadap Tanah Airnya. Fahri Hamzah menyayangkan tuduhan seolah-olah umat Islam menjadi golongan yang paling sulit dalam berintegrasi dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Tuduhan itu sangat menyakitkan. Harus diakhiri, karena bagi umat Islam soal kebhinekaan dan kesetiaan pada Pancasila sudah selesai," kata Fahri Hamzah sembari menambahkan bahwa problem negara saat ini bukan soal kebhinekaan dan lunturnya komitmen kebangsaan, "Tapi soal ketidakadilan dan menegakkan keindonesiaan di atas keadilan tersebut."
Politikus PKS itu sering melontarkan pernyataan kontroversial. Sebelumnya, Fahri Hamzah pernah ditolak datang ke Sulawesi Utara. Warga memblokir Bandar Udara Sam Ratulangi di Manado, Sabtu, 13 Mei 2017, dari pagi hingga siang. "Fahri Hamzah memiliki paham yang bisa memecah belah kesatuan Indonesia," kata para pendemo di Bandara.
Baca: Rencana Kunjungan Fahri Hamzah ke Manado, Netizen Ramai Menolak
Fahri Hamzah tidak mempermasalahkan warga yang berunjuk rasa menolaknya. Namun ia menyayangkan dua hal. Pertama, ada fitnah yang tersebar tentang dia. Kedua, massa merangsek ke dalam bandara. "Saya sayangkan kategori fitnah. Menuduh saya intoleransi, saya kira ngawur pikiran itu," ucap Fahri Hamzah di Jakarta, Senin, 15 Mei 2017.
Fahri Hamzah mengajak pihak-pihak yang menudingnya intoleran berdiskusi tentang Pancasila. "Jangan main fitnah, jangan main belakang."
ANTARA | AHMAD FAIZ