TEMPO.CO, Makassar - Panglima Daerah Militer XIV Hasanuddin, Mayor Jenderal Agus Surya Bakti, mengatakan prajuritnya tengah mewaspadai potensi aksi terorisme di perbatasan Sulawesi Selatan-Barat dan Sulawesi Barat-Tengah. Caranya, Agus mengaktifkan kegiatan intelijen dan teritorial.
"Yang saya cermati ada dua ancaman yakni diperbatasan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat," kata Agus Surya Bakti di Makassar pada Sabtu malam, 3 Juni 2017.
"Banyak sekali lokasi yang menjadi potensi tempat persembunyian, tempat berlatih di Sulawesi Barat."
Baca: Revisi UU Antiterorisme, DPR: Definisi Teroris Jadi Perdebatan
Menurut Agus, secara geografis dan demografis lokasi perbatasan memang sangat rawan. Ditambah masyarakat yang mudah terpengaruh oleh ajakan kelompok teroris yang jelas melanggar hukum. "Jadi marilah kita bersama-sama sadarkan mereka sambil tetap mewaspadai kelompok yang keras. Pancasila ini sudah final dan di dalam Pancasila semua ajaran agama ada," ujar Agus.
Berkaitan dengan revisi Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang pemberatasan tindak pidana terorisme dengan melibatkan TNI. Agus mengatakan menunggu hasil di DPR. Jika memang nantinya TNI dilibatkan, tentu selalu siap tempur baik dalam keadaan damai maupun perang.
Baca juga:
RUU Antiterorisme, Pakar: TNI Dapat Masuk dengan Kategori Perang
Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat Wahdah Islamiyah Rahmat Abdurrahman mengatakan, mendukung pemberantasan terorisme di Indonesia. "Sebab terorisme tidak sesuai ajaran Islam yang selalu mendakwahkan kedamaian. Kami menolak kelompok yang menyimpang," ucap Rahmat.
DIDIT HARIYADI