TEMPO.CO, Surabaya - Dua narapidana terorisme di Jawa Timur, Umar Patek dan Toni Sarunggolo, mengikuti upacara memperingati Hari Lahir Pancasila, Kamis, 1 Juni 2017. Umar mengikuti upacara di Lapas Kelas I Surabaya di Porong, Sidoarjo. Sedangkan Toni di Lapas Kelas IIB Lamongan.
Kepala Lapas Kelas I Surabaya, Riyanto, mengatakan, Umar Patek seperti warga binaan pemasyarakatan lainnya, mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila yang tepat jatuh pada hari ini atas keinginannya sendiri. "Kami sangat menghargai mereka," kata Riyanto, Kamis, 1 Juni 2017.
Baca : Hari Pancasila, Soekarwo: DPRD Godok Perda Ketaatan Konstitusi
Umar Patek, narapidana terorisme Bom Bali I tersebut bukan kali ini saja mengikuti upacara yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan bernegara. Ia beberapa kali mengikuti upacara Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Bahkan ia pernah menjadi petugas pengibar bendera.
Adapun Kapala Lapas Lamongan, Slamet Supartono, mengatakan Toni selama ini aktif mengikuti program pembinaan termasuk upacara yang diadakan lapas. Dia juga sangat kooperatif. Bahkan dia membantu mengajar di Pondok Pesantren Al-Muttaqin yang ada di dalam Lapas Lamongan.
Atas sikap kooperatifnya itu, pihaknya telah mengusulkan Toni bebas bersyarat. Dia pun juga sudah mendapat surat justice colaborator dari Densus 88 Antiteror. "Sekarang tinggal menunggu SK PB saja," katanya. Toni divonis empat tahun penjara terkait latihan perang di Aceh.
Simak pula : Megawati Ingatkan Pentingnya Makna Hari Lahir Pancasila
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur, Harun Sulianto, mengaku senang mendengar kabar adanya napi teroris yang mengikuti upacara Hari Lahir Pancasila. “Saya sangat mengapresiasi kinerja teman-teman di Lapas Porong dan Lamongan,” ujarnya.
Harun berharap, dari momentum Hari Lahir Pancasila, semua napi terorisme di Jawa Timur kembali menjadi warga negara Indonesia yang cinta tanah air dan Pancasila. “Ada lebih dari 30 napi teroris di Jawa Timur. Kami berharap mereka semua dapat kembali ke NKRI dan menjadi WNI yang cinta dengan Pancasila,” katanya.
NUR HADI