TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Mulyono mewaspadai dampak gempuran pasukan militer Filipina terhadap kelompok pemberontak Maute di Kota Marawi, Mindanao, Filipina. Pasukan TNI AD siaga untuk mencegah anggota Maute yang terafiliasi dengan ISIS itu lari dan masuk ke Indonesia. (Baca: Dukung Filipina Berantas ISIS, Setnov: Teroris Tak Punya Agama)
"Antisipasi dimanapun sudah ada, karena kita tahu teroris itu muncul di mana-mana. TNI AD harus siap mencegah," ujar Mulyono di gedung Mabes AD, Gambir, Jakarta, Selasa, 30 Mei 2017.
Menurut dia, TNI tak akan menurunkan kewaspadaan saat bertugas di semua lokasi, salah satunya di wilayah perbatasan. Namun, dia memastikan tak akan ada penambahan pasukan. "Kami waspada di semua jaringan, gelar wilayah sudah cukup," ucap Mulyono.
Status darurat militer sudah diberlakukan di Mindanao sepekan terakhir. Korban tewas akibat upaya Filipina membebaskan Marawi dari kepungan Maute itu sudah lebih dari 100 orang, termasuk belasan warga sipil. (Baca: Delapan Jasad Disertai Tulisan 'Munafik' Ditemukan di Marawi)
TNI pun menggelar patroli laut di sepanjang Maluku Utara sampai dengan Sulawesi untuk mencegah masuknya milisi ISIS asal Filipina ke Indonesia. Penjagaan di perbatasan Indonesia-Filipina, termasuk di pelabuhan-pelabuhan bayangan pun diperkuat demi mencegah penyusupan.
Adapun Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, mengatakan pemerintah mengantisipasi larinya kelompok ISIS pascaserangan militer Filipina ke Marawi. Menurut Wiranto, ini juga mengantisipasi basis baru di perairan Kepulauan Sulu, Filipina.
"Dengan adanya Kepulauan Sulu sebagai basis baru ISIS, yang sedang digempur militer Filipina habis-habisan, ada kekhawatiran ini terurai masuk ke Indonesia," kata Wiranto di kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Ahad, 28 Mei 2017. (Baca: Wiranto: Ada Indikasi Marawi Dijadikan Lokasi Konvergensi ISIS)
Wiranto mengatakan telah memperkuat posisi militer Indonesia termasuk kepolisian Indonesia dan aparat teritorial untuk waspadai larinya jaringan teroris Filipina ke Indonesia pascaserangan militer Filipina. "Kita tidak usah terlalu khawatir permasalahan itu," kata dia.
Selain itu, menurut Wiranto, pemerintah Indonesia dan Filipina berkomitmen menjaga daerah perbatasan dengan Patroli Maritim Bersama. "Jadi kita memperkuat patroli di wilayah perbatasan agar tidak ada kelolosan dari Filipina ke Indonesia," katanya. (Baca: Umat Muslim Lindungi Warga Kristen Marawi dari Kelompok Maute)
Pertempuran besar-besaran pasukan militer Filipina menghadapi kelompok pemberontak Maute di Kota Marawi terjadi sejak 25 Mei 2017. Wiranto menyatakan mendukung Filipina untuk menggempur basis ISIS di negara tersebut.
YOHANES PASKALIS | ARKHELAUS