TEMPO.CO, Yogyakarta - Sekelompok warga yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Pancasila (Gerak Pancasila) Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan aksi Peringatan Hari Lahir Pancasila di Pagelaran Keraton Yogyakarta pada 1 Juni 2017.
Kegiatan itu juga mengajak Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X untuk berpartisipasi. Sri Sultan diminta memimpin silaturahmi sekaligus orasi budaya merespons perkembangan situasi politik nasional. Para bupati dan wali kota di wilayah DIY pun akan turut hadir dalam acara yang diperkirakan bakal diikuti oleh 10 ribu orang tersebut.
Baca: Marak Radikalisme, Pemuda Buleleng: Pancasila Sudah Harga Mati
“Aksi ini sebagai momentum mengingatkan lagi kesepakatan para pendiri bangsa tentang Pancasila sebagai dasar negara,” ujar koordinator aksi Widihasto Wasana Putra, Senin, 29 Mei 2017.
Hasto, panggilan Widihasto, menuturkan urgensi peringatan Hari Pancasila tahun ini berkaitan dengan sejumlah peristiwa nasional yang perlu disikapi.
Menurutnya kegiatan tersebut merupakan upaya dari masyarakat Yogya untuk berkomitmen merawat, memupuk, memelihara visi kebangsaan yang berlandasakan pada semangat proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan Merah Putih. “Aksi ini juga sebagai langkah proaktif menangkal paham-paham ekstrem kiri maupun kanan,” ujar Hasto.
Simak: JUMAT Serukan Jihad Doa Hadapi Ormas Anti-Pancasila
Mantan aktivis yang getol menyerukan keistimewaan DIY itu menuturkan momentum hari lahir Pancasila untuk mengingatkan pemerintah pusat agar senantiasa dapat memastikan bahwa nilai Pancasila harus dipraktekkan secara sistematis dalam sistem pendidikan, budaya, dan menata perkonomian nasional.
Hasto menuturkan aksi itu juga melibatkan perwakilan pelajar tingkat SMA se-DIY untuk mendialogkan wawasan kebangsaan sebagai upaya rujuk dan mengantisipasi berulangnya aksi kekerasan antar pelajar yang sempat marak memakan sejumlah korban jiwa di Yogya.
“Pelajar dari lereng Gunung Merapi dan kawasan pantai selatan akan bergiliran membacakan teks proklamasi dan Pembukaan UUD 1945 dalam aksi nanti,” ujar Hasto.
Lihat: Maarif Institute: Pancasila Sudah Mencerminkan Islam
Sekretaris Gerak Pancasila Paulus Kristiyanto menuturkan aksi ini mengandalkan partisipasi publik dalam bentuk donasi nasi bungkus untuk disantap bersama para warga. Termasuk Sultan HB X dan para kepala daerah ikut menyantap bersama.
Gerakan nasi bungkus ini sebagai simbolisasi semangat persaudaraan. Gerakan nasi bungkus ini sempat populer dalam membangkitkan rasa kegotongroyongan warga Yogya ketika sebagian wilayah dilanda gempa bumi besar pada Mei 2006 dan erupsi Gunung Merapi November 2010 silam yang memakan banyak korban jiwa.
PRIBADI WICAKSONO