INFO NASIONAL - Di hadapan civitas academica Universitas Kristen Satya Waca (UKSW) Salatiga, Jawa Tengah, Wakil Ketua MPR Oesman Sapta menyatakan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sudah final, tidak boleh diotak-atik, apalagi mau diganti. Karena itu, tidak boleh lagi ada anak bangsa Indonesia yang mempersoalkan tentang asal-usul, warna kulit, ataupun agama.
Asal-usul, menurut Oso, panggilan Oesman Sapta, tidak boleh menjadi penghalang bagi seseorang untuk mendapatkan haknya sebagai warga negara, seperti warga negara lain. “Demikian pula warna kulit dan agama, semua sama di depan hukum dan pemerintahan. Tidak dibeda-bedakan apa warna kulit ataupun agamanya,” ujar Oso.
Pernyataan itu disampaikan Wakil Ketua MPR saat menyampaikan kuliah umum bertajuk “Mengukuhkan Empat Pilar MPR RI” di kalangan dosen dan mahasiswa Fakultas Hukum UKSW. Acara tersebut berlangsung di Auditorium Fakultas Teknologi Informasi, UKSW Salatiga, Senin, 22 Mei 2017.
Ikut hadir dalam acara tersebut pemimpin FPPP MPR Zainut Tauhid beserta sejumlah anggota DPD, antara lain Ahmad Muqowam, Rafinus, Delis, Ratu Ayu, serta Staf Khusus Presiden Gories Mere. Selain itu, hadir wakil Rektor UKSW Neil Samuel Rupidara dan Dekan Teguh Praseto.
Menjadikan kekuatan pluralisme sebagai modal untuk membangun negara, menurut Oso, pernah dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Saat membangun Madinah, Nabi Muhammad menyertakan semua potensi. Tidak hanya potensi yang dipunyai umat Islam, tapi juga umat-umat agama lain. "Tidak boleh lagi ada menang-menangan soal mayoritas dan minoritas. Ayo kita bangun bangsa ini dengan potensi yang kita miliki," katanya.
Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua MPR mengingatkan bahwa generasi muda akan menghadapi tantangan yang sangat besar di masa depan. Sebab, banyak negara asing yang ingin menguasai kekayaan alam Indonesia. Salah satu yang dilakukan adalah dengan merusak pemudanya menggunakan narkoba.
"Maling dan merampok bisa dilakukan tanpa rasa takut jika mereka sudah mengalami ketergantungan narkoba. Kalau sudah begitu, mereka tidak bisa berpikir apa pun, kecuali hanya untuk narkoba," ucapnya.