TEMPO.CO, Surabaya – Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur menggelar pertemuan tertutup di Hotel Singgasana, Surabaya, pada Senin, 22 Mei 2017. Pertemuan itu untuk merespons bocornya isi surat ulama Nahdlatul Ulama (NU) soal pemilihan Gubernur Jawa Timur ke publik. Surat itu ditujukan kepada Ketua Dewan Pengurus Wilayah PKB Jawa Timur Abdul Halim Iskandar.
Inti surat tersebut ialah mengharapkan NU dan PKB satu suara dalam mengusung calon agar tidak terjadi perpecahan. Abdul Halim mengatakan pertemuan tersebut digelar dengan tujuan untuk menjaring aspirasi serta pendapat dari Dewan Pimpinan Cabang (DPC) se-Jawa Timur terkait surat kiai sepuh Nahdlatul Ulama yang ditujukan kepada dirinya.
“Pertemuan ini memang diadakan mendadak, dengan tujuan untuk menjaring aspirasi DPC se-Jawa Timur yang nanti akan dijadikan dasar oleh DPW dalam merespons surat kiai,” kata Halim usai menghadiri pertemuan.
Baca: Pilkada Jawa Timur, Surat Kiai NU Bocor ke Publik
Mengenai aspirasi para DPC se-Jawa Timur, Halim mengaku belum ada hasil pada pertemuan kali ini. Sebagai ketua PKB Jawa Timur Halim akan sowan atau berkunjung langsung kepada para ulama NU. Menurut dia, kunjungan tersebut perlu dilakukan untuk mendapatkan klarifikasi kepada para kiai terkait surat terebut.
Halim menambahkan, komunikasi dengan menggunakan surat-menyurat tidak mungkin dilakukannya karena dinilai terlalu resmi. “Saya harus sowan sebagai seorang santri kepada kiai, intinya untuk mendapat penjelasan,” ujar Halim yang juga kakak Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.
Menurut Halim yang juga menjabat sebagai ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur, kunjungan tersebut dilakukan mulai hari ini dan seterusnya. Sebabnya, Halim menambahkan, komunikasi yang baik itu memang perlu agar kebersamaan dan kekompakan tetap terjaga demi kemaslahatan umat. “Kami sendiri bisa memahami betul apa yang diinginkan oleh para kiai,” ujar Halim.
Simak: Maju mundurnya Menteri Khofifah Ikut Maju di Pilkada Jawa Timur
Ihwal kelanjutan pencalonan dirinya sebagai gubernur pada Pilkada Jawa Timur 2018, Halim mengatakan akan menyerahkan segala keputusan pada aspirasi yang berkembang nantinya. Dia tetap optimistis bisa maju menjadi calon gubernur. “Kita tunggu nanti hasilnya saja, karena saya berangkat bukan atas nama pribadi tetapi atas nama institusi,” ujar Halim.
JAYANTARA MAHAYU