TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tandjung mengatakan, dalam satu tahun kepemimpinan Setya Novanto di Golkar masih ada beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Sebab menurut dia, dalam sejumlah survei terbaru, elektabilitas Golkar mengalami penurunan.
Menurut Akbar, pekerjaan rumah utama yang harus diselesaikan adalah masih ada beberapa putusan partai dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa tahun lalu yang belum dilaksanakan. "Misalnya konsolidasi organisasi dan tentang berbagai produk derivasi putusan munas yang berkaitan institusi di internal partai," katanya dalam diskusi Refleksi Satu Tahun Kepemimpinan Setya Novanto di Puri Denpasar Hotel, Jakarta, Ahad, 21 Mei 2017.
Baca : Golkar Gelar Rapimnas, Ketua SC: Persiapan Kompetisi Politik 2019
Akbar menyarankan dalam Rapat Pimpinan Nasional Golkar, hal-hal seperti ini menjadi perhatian serius. "Beri kurun waktu tertentu harus diselesaikan dalam waktu singkat," tuturnya.
Akbar berujar Novanto memang sudah melakukan komunikasi dengan seluruh pengurus di daerah. Namun substansi belum mampu mempengaruhi citra dan soliditas partai.
Pasalnya, kata dia, Novanto belum mendistribusikan seluruhnya hasil Munaslub 2016 ke seluruh kader. "Termasuk kami yang di dewan kehormatan, dewan pembina dan dewan pakar. Bisa dikatakan konsolidasi belum berjalan padahal sudah satu tahun," tuturnya.
Simak juga : Gelar Rapimnas di Balikpapan, Golkar Bantah Ada Agenda Munaslub
Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini mengingatkan produk hasil Munaslub seharusnya menjadi acuan partai dalam memutuskan putusan dan peraturan organisasi. Sayangnya, kata Akbar, hal ini belum dilaksanakan.
Selain itu, konsolidasi Golkar juga belum sempurna lantaran masih banyak DPD tingkat I yang dipimpin oleh pelaksana tugas yang berasal dari pusat. "Ini memperlihatkan belum terkonsolidasi dengan baik dan mekanisme organisasi belum berjalan baik," kata dia.
Adapun terkait institusi di internal, Akbar meminta Novanto dan DPP Partai Golkar mengatur dengan jelas hubungan antara dewan pembina, dewan kehormatan dan dewan pakar dengan DPP. "Ini amat penting, (karena) saya sebagai (Ketua) Dewan Kehormatan ingin memberi dukungan penuh," ujarnya.
AHMAD FAIZ