Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cat Merah Patung Sudirman Dibersihkan, DPRD DIY Meminta Maaf

image-gnews
Anggota Pewarta Foto Indonesia (PFI) Yogyakarta melakukan aksi teatrikal di depan Patung Panglima Besar Jenderal Sudirman, Gedung DPRD DI. Yogyakarta, Rabu (17/10). Para wartawan dari berbagai media menggelar aksi mengecam aksi penganiayaan dan perampasan terhadap 5 orang wartawan oleh oknum perwira TNI AU di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. TEMPO/Suryo Wibowo
Anggota Pewarta Foto Indonesia (PFI) Yogyakarta melakukan aksi teatrikal di depan Patung Panglima Besar Jenderal Sudirman, Gedung DPRD DI. Yogyakarta, Rabu (17/10). Para wartawan dari berbagai media menggelar aksi mengecam aksi penganiayaan dan perampasan terhadap 5 orang wartawan oleh oknum perwira TNI AU di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. TEMPO/Suryo Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Pelestarian Warisan dan Cagar Budaya Yogyakarta mulai membersihkan patung Jenderal Sudirman karya pelukis dan pematung Hendra Gunawan yang dicat merah di halaman gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta. Pembersihan patung dilakukan setelah melewati proses diskusi panjang Sekretariat DPRD, Wakil Ketua DPRD, pematung, dan peneliti seni rupa.

Pelaksana tugas Sekretaris DPRD DIY Benny Suharsono mengatakan petugas Balai Pelestarian Warisan dan Cagar Budaya membutuhkan waktu sepekan untuk membersihkan patung berukuran jumbo itu. Mereka bertugas mengembalikan patung seperti aslinya atau tanpa cat pada 15-21 Mei 2017. "Pembersihan dilakukan hati-hati supaya tidak merusak patung," kata Benny, Selasa, 16 Mei 2017.

Baca: Saat Tubuh Ringkih Pak Dirman Dicoreng Merah

Sebelum pembersihan cat, petugas menguji sampel patung di laboratorium sebagai bahan konservasi. Menurut Benny, Sekretaris DPRD telah berkonsultasi dengan Asosiasi Pematung Indonesia, perupa, dan peneliti seni rupa Mikke Susanto untuk memastikan langkah restorasi  itu tidak merusak patung. Pembersihan patung dibiayai Dinas Kebudayaan DIY sebesar Rp 13-16 juta.

Sekretaris Dewan, kata Benny, sedang memikirkan upaya untuk menjadikan patung karya maestro Hendra Gunawan dan patung-patung lain karya perupa penting Indonesia zaman pemerintahan Soekarno kelak sebagai patung untuk wisata edukasi publik. Di halaman DPRD juga terdapat patung karya perupa Trubus dan Edhi Sunarso. Ide wisata edukasi itu muncul dari hasil audiensi para perupa, peneliti seni rupa dengan Sekwan dan Pimpinan DPRD DIY.

Simak: Patung Sudirman Diteliti Balai Pelestarian Cagar Budaya

Wakil Ketua DPRD DIY Dharma Setiawan meminta maaf kepada masyarakat, seniman dan budayawan atas keteledoran pengecatan patung Sudirman. Ia meminta Sekretaris Dewan berhati-hati memperlakukan benda-benda karya seni, produk budaya, dan heritage yang punya nilai sejarah. "Jangan ceroboh sehingga membuat turunnya kualitas dan menghilangkan jejak benda-benda bersejarah itu," kata Dharma.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Peneliti seni rupa, Mikke Susanto, mengatakan pembersihan cat patung Sudirman bagian dari konservasi karya-karya seni di Indonesia, terutama patung yang dipajang untuk publik. Patung Sudirman menjadi satu di antara patung yang bernilai sejarah penting bagi Indonesia, setara dengan patung-patung publik utama di Jakarta. "Patung Sudirman bukan hanya karya seni rupa, tapi artefak sejarah Indonesia di era revolusi kemerdekaan," kata Mikke.

Lihat: Estetika Rusak, Seniman Protes Pengecatan Patung Sudirman

Konservasi patung itu, kata dia perlu dilakukan sesuai dengan aslinya sehingga perlu dukungan foto-foto atau arsip-arsip yang satu zaman dengan patung sebelum dicat merah. Ia juga mendorong DPRD untuk menyosialisasikan konservasi patung itu kepada publik sebagai pelajaran sejarah yang berharga.

Mikke menyarankan agar ada upaya membuat konsep gedung DPRD sebagai museum. Gedung rakyat itu punya peran penting tidak hanya untuk urusan sosial politik, tetapi juga urusan seni. "Gubernur DIY bersama anggota legislatif perlu memberdayakan gedung dan segala isinya, termasuk mereka yang bekerja di dalamnya," kata dia.

SHINTA MAHARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

14 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

16 hari lalu

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. Shutterstock
Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755


DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

20 hari lalu

Ziarah ke makam Kotagede Yogyakarta pada Kamis, 6 Maret 2024 digelar menjelang peringatan hari jadi ke-269 DIY (Dok. Istimewa)
DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

20 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

22 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

24 hari lalu

Perhelatan Sarkem Fest 2024 digelar di Yogyakarta. (Dok. Dinas Pariwisata Yogyakarta)
Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

27 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

30 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

35 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.


Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

38 hari lalu

Lokasi Boulevard Kotabaru yang memanjang di tengah Jalan Suroto itu berada di kawasan heritage Kotabaru, Yogyakarta. Tempo/Pino Agustin Rudiana
Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.