INFO NASIONAL - Merayakan Hari Buruh Internasional yang diperingati setiap 1 Mei, delapan tenaga kerja Indonesia (TKI) menerima penghargaan TKI Inspiratif Pilihan TEMPO 2017. Penghargaan diberikan oleh Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri dan Pemimpin Redaksi Majalah TEMPO Arif Zulkifli di Hotel Millenium, Jakarta, Senin (15/5).
Para penerima penghargaan ini merupakan buruh migran asal Indonesia yang dianggap sukses dan memberi inspirasi bagi masyarakat. Mereka adalah Budi Firmansyah, bekas anak buah kapal (ABK) yang kini menjadi manajer PJTKI di Jepang; Heni Sri Sundani, TKI di Hong Kong asal Bogor yang sekarang penggiat Anak Petani Cerdas; Siti Mariam Ghozali, pekerja asal Wonosobo di Hong Kong yang kini menjadi penulis, pengusaha online, dan penggiat taman bacaan di daerahnya; Nurhasanah, eks TKI di Arab Saudi asal Lombok Timur yang kini jadi penggiat Posyandi dan Anggota DPRD Lombok Timur; Badriyah, eks TKI Malaysia dan Brunei Darussalam yang kini jadi pembela TKI di Migrant Worker; Sutriyana, bekas TKI di Malaysia asal Kulonprogo yang sekarang menjadi pengusaha gula semut; Tantri Sakhina, buruh migran rumah tangga yang kini bertugas di satuan tugas Buruh Migran Indonesia di Taiwan; dan Yusup Nuryana, TKI asal Garut di Brunei Darussalam yang menjadi pengusaha akar wangi.
Baca Juga:
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengatakan, pemberian penghargaan TKI Inspiratif dapat memperbaiki citra buruh migran yang selama ini seolah-olah selalu dirundung masalah. Isu TKI memiliki sensitivitas tersendiri, pemerintah berkepentingan mengajak warga untuk memberikan apresiasi kepada para pekerja migran yang sudah berjuang dan berkontribusi besar bagi perekonomian negara.
“Apresiasi diberikan kepada para pekerja migran yang sudah bekerja keras dan melanjutkan upaya-upaya mereka di dalam negeri sehingga melahirkan prestasi-prestasi yang layak diberikan penghargaan,” kata Hanif usai memberikan penghargaan kepada para TKI Inspiratif.
Buruh migran, yang jumlahnya mencapai 6,5 juta orang dan tersebar di berbagai negara, selalu dikabarkan ditimpa nestapa. Mereka dianiaya, dilecehkan, diperjualbelikan, dan tak jarang pulang dalam peti mati. Tapi, di luar cerita nasib buruk mereka, ternyata ada juga buruh migran yang pulang ke Indonesia membawa kesuksesan.
Baca Juga:
Delapan penerima penghargaan ini contohnya. Perjalanan mereka menjadi TKI memang tak selalu mulus. Sejarah dan perjalanan hidup mereka sebagai pekerja migran sangat berwarna, tapi mereka berhasil membalik nasib menjadi manusia yang memberi inspirasi bagi banyak orang.
Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Arif Zulkifli mengatakan bahwa delapan penerima penghargaan ini dianggap memberi inspirasi karena sejarah dan perjalanan mereka sebagai pekerja migran sangat berwarna. “Tenaga kerja migran memang masih harus kita perhatikan dan percayalah bahwa cerita tentang mereka tidak melulu sedih, hari ini kita membalik itu semua dan mengatakan bahwa cerita tentang tenaga kerja migran adalah cerita tentang inspirasi.”
Selain pemberian penghargaan, digelar pula diskusi yang bertajuk “Urun Rembuk Perbaikan Sistem Perlindungan TKI” yang menghadirkan Maruli Apul Hasoloan, Direktur Jendral Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan; Dede Yusuf, Ketua Komisi IX DPR RI; Anis Hidayah, Kepala Pusat Studi Migrasi Migrant CARE; dan moderator Wahyu Dhyatmika, Redaktur Eksekutif Majalah TEMPO dan TEMPO English. Diskusi ini bertujuan mencari solusi bersama dari aneka tantangan yang berkaitan dengan pengelolaan dan perlindungan TKI baik di luar negeri maupun yang sudah kembali ke dalam negeri.(*)