Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Lumbung Padi di Lombok Sangat Langka, Ini Upaya Pemerintah

image-gnews
Seorang anak mengangkat lumbung padi yang telah di panen pada acara festival budaya 2011 di Rante Pao, Toraja Utara, Kamis (29/12). TEMPO/Iqbal Lubis
Seorang anak mengangkat lumbung padi yang telah di panen pada acara festival budaya 2011 di Rante Pao, Toraja Utara, Kamis (29/12). TEMPO/Iqbal Lubis
Iklan

TEMPO.CO, Mataram - Hajjah Hikmah, 65 tahun, sibuk membersihkan lumbung padi atau lebih dikenal alang yang ada di rumahnya, Ahad 14 Mei 2017. Lumbung semakin langka di Nusa Tenggara Barat. Ia menyebut lumbung sudah mulai ditinggalkan warga di kampungnya, di Dusun Ketangge, Desa Batujai, Lombok Tengah. Dari 231 kepala keluarga, kata dia, hanya dirinya lah yang masih memiliki lumbung tersebut. 

"Kalau pun ada warga lain yang memiliki fungsinya telah berubah," ujarnya.

 

Hikmah pun bercerita awal mula lumbung di rumahnya. Ia menyebut lumbung itu adalah hadiah pernikahan dari orang tua. Dulu atapnya ilalang, tapi belakangan diganti seng karena ilalang sudah sulit didapat. Dengan alasan sejarah itulah, kata Hikmah, ia masih mempertahankan lumbung itu. "Dari lumbung miliknya itulah, saya dan almarhum suaminya (Haji Akmal) menghidupi dan menyekolahkan lima orang anaknya hingga perguruan tinggi," katanya.

 

Hikmah mengenang, pada masa mudanya, hampir setiap petani di desanya memiliki lumbung. Bangunan lumbung terdiri dari dua bagian. Bagian bawah terdapat lelasah, semacam para-para yang biasanya digunakan untuk menenun atau untuk menerima tetamu. Di bagian atasnya terdapat ruangan penampungan berdinding pagar bambu, beratap ilalang. Untuk menyangga bangunan atas, digunakan empat buah tiang bundar. Di ujung atas tiang itu terdapat jelepeng—benda yang menyerupai piring besar. Jelepeng inilah yang membuat tikus tak akan mampu menjangkau padi dalam ruang penampungan.

Baca juga: Pemerintah Siapkan Merauke Jadi Lumbung Padi Nasional


 

Pada mulanya, hasil panen yang disimpan dalam lumbung adalah ikatan-ikatan padi. Ikatan-ikatan itu digantung pada bilah-bilah bambu yang disusun sedemikian rupa sesuai fungsinya. Ada yang buat konsumsi sehari-hari ada yang buat jangka panjang. “Tidak semua padi dalam alang bisa dimakan. Harus ada yang disisakan untuk cadangan, termasuk untuk bibit,” Kata hikmah.

 

Seiring perubahan teknologi pola tanam padi, kini yang disimpan dalam lumbung bukan lagi ikatan-ikatan padi, melainkan gabah yang sudah dikarungkan. Menurut Hikmah, kerepotan untuk mengangkut karung-karung padi ke atas alang itulah salah satu sebab para pemiliknya malas memfungsikan lumbung mereka.

 

Selain alang, di Lombok Tengah, lumbung dikenal juga dengan sebutan sambi. Berbeda dengan alang, sambi tidak memiliki jelepeng untuk penangkal tikus. Senasib dengan alang, keberadaan sambi juga sudah semakin langka. Di Desa Darek, Lombok Tengah masih ada beberapa warga yang memiliki sambi, hanya saja sebagian besar sudah tak lagi berfungsi sebagai penyimpan padi. 

 

Haji Khalid (64), petani di dusun Tanggong, Desa Darek, masih memiliki dua buah samba di halaman rumahnya. Dari tampilannya, sambi-sambi itu juga sudah berusia lanjut, bahkan lebih tua dari usia pemiliknya. Khalid sendiri sudah tak lagi memfungsikan sambi miliknya. Hanya saja dia masih memegang konsep ketahanan pangan ala sambi; tidak seluruh hasil panennya dijual, sebagian disimpan sebagai cadangan pangan di ruang tamu rumahnya. 

 

“Harus ada yang disimpan untuk kebutuhan sehari-hari sampai musim panen berikutnya,” kata Khalid. 

Baca: Fasilitas Diberikan Agar Merauke Jadi Lumbung Padi Nasional


 

Mengenai hilangnya sambi di desanya, Khalid punya jawaban, “Orang-orang sekarang bilang, lebih baik menyimpan uang di dalam kantong, ketimbang menyimpannya di dalam sambi." Pandangan seperti inilah yang membuat para petani di desanya sudah tak lagi memiliki cadangan padi di rumahnya. Seluruh padi telah dibeli pengepul sesaat setelah dipanen, sebagian bahkan telah mengangkat utang saat menanam, dan dibayarkan dengan gabah hasil panen mereka.

 

Dari segi konstruksi dan fungsi, lumbung Lombok dinilai sangat istimewa dan pantas untuk dibanggakan. Budayawan Lombok, Lalu Agus Faturrahman mengatakan, konstruksi lumbung khas suku sasak itu, teruji mampu menjaga kualitas padi atau gabah yang ditampungnya. Selain memiliki jelepeng yang berfungsi mencegah masuknya tikus ke ruang penampungan, konstruksi atap lumbung yang terbuat dari alang-alang juga membuat padi dapat bertahan lama. “Masyarakat kita saat ini menginginkan hal yang praktis hingga digunakanlah atap seng. Padahal atap seng membuat padi atau gabah lebih cepat rusak,” kata Agus.

 

Agus menyebut bahwa pengelolan masa depan juga sudah tertata dalam konsep lumbung. Konsep ketahanan pangan dan pengelolaan masa depan itu menurut Agus terlihat dalam istilah-istilah pengelompokan padi yang tersimpan di dalam lumbung. Dia mengatakan ada tiga istilah simpanan padi yang dikenal masyarakat Sasak, ada istilah impan kaken yang artinya untuk konsumsi, sangu aiq untuk tabungan dan bekel irup untuk bekal hidup jangka panjang. 

 

Agus menyayangkan nilai-nilai ketahanan pangan yang dimiliki Lumbung Lombok, tidak diterapkan pemerintah sebagai model pola ketahanan pangan masyarakat. Masyarakat petani menjadi sangat rentan ketahanan pangannya. “Sangat disayangkan, petani menjadi konsumen beras dengan harga yang tak bisa mereka jangkau,” kata Agus

 

Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah berupaya merapkan pembuatan Lumbung Pangan Masyarakat (LPM) di sejumlah desa di NTB. Hanya saja, pola pengembangan lumbung pangan ini berbeda dengan lumbung padi yang dikenal di Lombok. Kepala Dinas Ketahanan Pangan NTB, Budi Septiani mengatakan, lumbung-lumbung padi bentukan pemerintah itu dibangun berupa gudang-gudang beras di 315 desa se NTB, 158 diantaranya ada di pulau Lombok. 

 

Selain membangunkan gudang beras bagi kelompok tani di desa, pemerintah juga memberikan bantuan uang senilai dua ton beras. “Beras-beras itu akan dipinjam para petani untuk kebutuhan konsumsi selama menunggu musim panen. Pengembaliannya dilakukan setelah panen, bisa berupa beras atau gabah. Diharapkan dua tahun berjalan, lumbung itu akan bisa mandiri,” kata Septiani, ketika ditemui di kantornya, Senin 15 Mei 2017.

 

ABDUL LATIF APRIAMAN
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

9 hari lalu

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.


Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

17 hari lalu

Petani memanen padi di persawahan yang terendam banjir di Desa Wates, Undaan, Kudus, Jawa Tengah, Jumat 3 Maret 2023. Menurut data BPBD setempat, sebanyak 2.216 hektare sawah di lima kecamatan di wilayah itu terdampak banjir sehingga sebagian petani gagal panen, sementara harga gabah di wilayah tersebut turun dari Rp5.300 per kilogram menjadi harga paling rendah mencapai Rp2.500 per kilogram akibat kualitas padi yang menurun akibat terendam banjir. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

Padi di Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan (Pangkep) terancam gagal panen. Musababnya , sawah para petani digenangi air setinggi dada orang dewasa.


Solihin GP Penggagas Tanam Padi Gogo Rancah: Kalau Gorah Gagal, Saya Siap Dilinggis

21 hari lalu

Tokoh Jawa Barat Solihin Gautama Purwanegara alias Mang Ihin. (ANTARA)
Solihin GP Penggagas Tanam Padi Gogo Rancah: Kalau Gorah Gagal, Saya Siap Dilinggis

Solihin GP penggagas sistem tanam padi gogo rancah untuk mengatasi krisis pangan. Apa itu gogo rancah?


Kementan Targetkan Penanaman Tumpang Sari Padi Gogo Seluas 500 Ribu Hektare di Lahan Sawit

23 hari lalu

Petani menanam bibit padi di lahan persawahan desa Putukrejo, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Selasa, 27 Desember 2022. Penggilingan Jawa Timur pada awal Desember 2022 lalu juga menyatakan siap memasok beras ke Bulog sebanyak 42,1 ribu ton. TEMPO/Imam Sukamto
Kementan Targetkan Penanaman Tumpang Sari Padi Gogo Seluas 500 Ribu Hektare di Lahan Sawit

Kementerian Pertanian atau Kementan menargetkan penanaman padi gogo di lahan perkebunan sawit dan kelapa seluas 500 ribu hektare.


Petani Demak Gagal Panen, Jokowi: Setiap Tahun Pasti Ada

28 hari lalu

Harga Beras Naik, Padi Siap Panen Petani Demak Hancur Diterjang Banjir
Petani Demak Gagal Panen, Jokowi: Setiap Tahun Pasti Ada

Jokowi menanggapi soal petani di Demak, Jawa Tengah yang mengalami gagal panen gara-gara tanggul jebol.


Fakta-fakta Program Makmur yang Disebut Bisa Tingkatkan Produksi Beras

29 hari lalu

Petani menanam bibit padi di lahan persawahan desa Putukrejo, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Selasa, 27 Desember 2022. Luas panen padi di Jawa Timur pada November - Desember 2022 diperkirakan mencapai 171,46 ribu hektar dengan produksi sebesar 980,8 ribu ton GKG, setara dengan 637 ribu ton beras. TEMPO/Imam Sukamto
Fakta-fakta Program Makmur yang Disebut Bisa Tingkatkan Produksi Beras

Untuk meningkatkan produksi beras, petani didampingi sejak budidaya hingga pasca panen.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Gempa Ciater dan Sesar Jabar, Panen Padi Dibayangi Cuaca Ekstrem, Isu Backdoor Sirekap

29 hari lalu

Pusat gempa Ciater, Subang. Foto : X
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Gempa Ciater dan Sesar Jabar, Panen Padi Dibayangi Cuaca Ekstrem, Isu Backdoor Sirekap

Topik tentang gempa Ciater di Subang, Selasa, bukan di jalur Sesar Lembang menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.


Panen Raya di Beberapa Sentra Padi Dibayangi Potensi Cuaca Ekstrem

30 hari lalu

Seorang petani memanen tanaman padi yang rusak setelah terendam banjir lebih dari sepuluh hari di Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat 23 Februari 2024. Menurut data yang dihimpun Posko Terpadu Penanganan Darurat Bencana Banjir Demak per Jumat 23 Februari pukul 12:00 WIB, banjir menggenangi 3.427 hektare lahan persawahan dan mengakibatkan 1.975 hektare tanaman padi puso atau gagal panen. ANTARA FOTO/Aji Styawan
Panen Raya di Beberapa Sentra Padi Dibayangi Potensi Cuaca Ekstrem

Selama periode pancaroba, kata BMKG, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem.


Beras Langka dan Mahal, Menteri Pertanian Ungkap Strategi Genjot Poduksi Padi Dalam Negeri

37 hari lalu

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 8 November 2023. Rapat tersebut membahas evaluasi dan monitoring pelaksanaan anggaran tahun 2023, rencana program dan kegiatan tahun 2024 serta isu-isu aktual lainnya. TEMPO/M Taufan Rengganis
Beras Langka dan Mahal, Menteri Pertanian Ungkap Strategi Genjot Poduksi Padi Dalam Negeri

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim telah menyiapkan sejumlah rencana untuk menggenjot produksi padi di dalam negeri.


PLN Bantu Banyak Petani Lewat Program Electrifying Agriculture

38 hari lalu

PLN Bantu Banyak Petani Lewat Program Electrifying Agriculture

program unggulan Electrifying Agriculture (EA)mampu memaksimalkan produktivitas dan efisiensi produksi sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan para petani dan pengusaha padi