TEMPO.CO, Surakarta - Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jawa Tengah mengungkap jaringan pengedar narkoba di Surakarta dan sekitarnya. Seorang anggota jaringan tewas ditembak lantaran melawan petugas
Ironisnya, jaringan sindikat narkoba di Surakarta tersebut dikendalikan seorang narapidana yang saat ini mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan. Napi bernama Dicky Arbert Nego itu menyelundupkan telepon genggam ke dalam selnya untuk mengatur jaringan itu.
Baca juga:
Hasil Asesment BNN, Polisi Sebut Iwa K. Bukan Cuma Konsumsi Ganja
Pengungkapan jaringan tersebut bermula saat BNN Provinsi Jawa Tengah bersama Direktorat Penindakan dan Pengejaran BNN mengetahui informasi adanya kurir narkoba yang tengah melakukan perjalanan dari Surabaya menuju Solo.
Mereka lantas membuntuti sebuah bus yang diduga kuat ditumpangi kurir tersebut. Tim langsung bergerak cepat dengan meringkus kurir itu saat yang bersangkutan turun dari bus di Nusukan, Solo. “Dia ditangkap Sabtu kemarin,” kata Kepala BNN Provinsi Jawa Tengah Brigadir Jenderal Tri Agus Heru Prasetyo, Ahad malam, 14 Mei 2017.
Baca pula:
Buwas BNN: Ada Artis Jadi Bandar Narkoba Jaringan Internasional
Dari kurir tersebut, tim menemukan narkoba jenis sabu-sabu seberat 500 gram. Benda tersebut disembunyikan di dalam sebuah tas. Kurir bernama Apriyanto itu mengaku diperintahkan Dicky untuk membawa barang tersebut. Dicky merupakan terpidana 13 tahun yang mendekam di LP Nusakambangan.
Sabtu malam, petugas langsung memeriksa Dicky di dalam sel. Pria asal Solo itu kedapatan membawa telepon seluler untuk berkomunikasi dari dalam sel. Dia langsung menjalani pemeriksaan intensif.
BNN Provinsi Jawa Tengah mengembangkan temuan tersebut dengan menangkap Didit Murdwiyoko di Gondangrejo, Karanganyar, pada Ahad sore. Didit kedapatan membawa sabu-sabu seberat 30 gram dan alat isapnya.
“Saat diminta menunjukkan lokasi bandarnya, dia melakukan perlawanan,” kata Tri. Pria tersebut tidak menggubris dua tembakan peringatan. Petugas lantas menembak Didit hingga tewas.
AHMAD RAFIQ