TEMPO.CO, Manado - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah hanya sekitar empat jam berada di Kota Manado, Sulawesi Utara, Sabtu, 13 Mei 2017. Fahri akhirnya pulang naik penerbangan Garuda pada pukul 17.00 Wita, setelah didemo oleh ratusan orang.
Fahri terpaksa diungsikan dengan cara mengelabui massa yang berdemo. Agar tak dikenali, Fahri diberi topi dan jaket serta diangkut menggunakan mobil kepolisian. Bahkan, mobil yang mengangkut Fahri melewati jalan belakang kantor Gubernur Sulawesi Utara di Jalan 17 Agustus, Manado.
Baca Juga:
Baca: Tolak Kedatangan Fahri Hamzah, Massa Blokir Bandara Sam Ratulangi
Saat Fahri diungsikan, massa sempat bentrok dengan aparat kepolisian yang memasang barikade di depan pagar kantor Gubernur Sulawesi Utara. Polisi sendiri awalnya mampu didesak mundur oleh massa yang marah karena Fahri Hamzah datang ke Manado.
Namun, water cannon tank akhirnya mampu memukul mundur massa. Meski demikian massa tetap bertahan dan mencari jalan masuk lain ke dalam kantor gubernur.
Lihat: Rencana Pembubaran HTI, Fahri: Wiranto Dipanggil Setelah Reses
Sebelum diungsikan polisi, Fahri sempat melakukan dialog di salah satu ruangan di kantor gubernur selama sekitar dua jam bersama dengan sejumlah tokoh agama dan para kepala satuan kerja perangkat daerah.
Di sela dialog itu, Fahri mendapat cenderamata berupa lukisan dirinya yang diberikan oleh Pendeta Billy Johannis.
Fahri Hamzah ditolak massa menginjakkan kaki di Manado karena dianggap sosok yang mendukung intoleran karena dekat dengan Front Pembela Islam. Fahri juga dianggap tak pro pemberantasan korupsi karena selalu memberikan pernyataan miring terkait dengan KPK.
ISA ANSHAR JUSUF