TEMPO.CO, Bandung - Gempa bermagnitudo 2,8 mengguncang sebagian utara Bandung, Jawa Barat, Ahad, 14 Mei 2017, pukul 10.51 WIB. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Bandung Tony Agus Wijaya mengatakan gempa tersebut disebabkan oleh aktivitas tektonik.
“Sumber gempa di darat, yaitu sesar lokal yang berjarak sekitar 7 kilometer dari Sesar Lembang,” katanya saat dihubungi.
Pusat sumber gempa berada di titik koordinat 6.78 LS dan 107.45 BT dengan kedalaman 31 kilometer. Lokasinya berada di utara Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Dari pengecekan ke beberapa orang di daerah tersebut, semuanya tidak merasakan adanya gempa. “Tidak ada gempa tadi siang,” kata Yudi, seorang pekerja di sebuah tempat wisata keluarga di Jalan Kolonel Masturi.
Skala intensitas gempa tersebut sekitar I-II MMI atau skala I versi BMKG. Artinya, gempa bisa tidak terasa maupun bisa terasa oleh beberapa orang.
Selain bisa terekam alat pencatat gempa, benda-benda ringan yang digantung pun bisa bergoyang. “Laporan terasa adanya gempa di daerah Parongpong, sekitar Villa Istana Bunga, atau Detasemen Kavaleri Berkuda,” kata Tony.
Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengatakan, meski kekuatan gempa tersebut relatif kecil dan tidak berpotensi merusak bangunan, peristiwa ini cukup menarik perhatian para ahli dan peneliti gempa. “Mengingat lokasi episenternya (sumber gempa) yang berdekatan dengan jalur Sesar Lembang,” katanya.
Pada 28 Agustus 2011, BMKG mencatat di sebelah selatan lokasi pusat gempa hari ini pernah terjadi gempa berskala magnitudo 3,0. Peta kegempaan juga menunjukkan kawasan barat laut zona Sesar Lembang itu pernah terjadi beberapa aktivitas gempa dengan mekanisme sesar mendatar (strike slip).
Zona gempa bumi di daerah Bandung utara ini, kata Daryono, patut mendapat perhatian karena keberadaan Sesar Lembang yang aktif dan lokasinya berdekatan dengan permukiman.
ANWAR SISWADI