Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Aksi Dukung Ahok di Yogyakarta Diserang, Polisi Lepas Tembakan

Editor

Budi Riza

image-gnews
Masa yang tergabung dalam Aliansi Merapi Merawat Pancasila melakukan aksi damai di kawasan perempatan Tugu Pal Putih,Yogyakarta, 10 Mei 2017. Aksi damai tersebut diisi dengan kegiatan menyalakan lilin dan menyanyikan beberapa lagu kebangsaan. TEMPO/Pius Erlangga
Masa yang tergabung dalam Aliansi Merapi Merawat Pancasila melakukan aksi damai di kawasan perempatan Tugu Pal Putih,Yogyakarta, 10 Mei 2017. Aksi damai tersebut diisi dengan kegiatan menyalakan lilin dan menyanyikan beberapa lagu kebangsaan. TEMPO/Pius Erlangga
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Aksi damai ratusan orang mendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Tugu Yogyakarta diwarnai ketegangan. Ini karena puluhan orang mencoba membubarkan aksi itu, Rabu malam, 10 Mei 2017. Kepolisian Resor Kota Yogyakarta melepas empat kali tembakan untuk mengendalikan situasi yang menegangkan ini.

Polisi menangkap enam provokator yang berpakaian mirip preman. Puluhan perusuh itu membunyikan knalpot motor dengan keras. Mereka membawa senjata di antaranya tongkat kayu. Ketika ditanya mengapa polisi melepas empat kali tembakan itu, Kapolres Yogyakarta, Komisaris Besar Polisi, Tommy Wibisono, mengatakan itu dilakukan sesuai situasi di lapangan. "Mereka bawa stik dan bendera berwarna hitam dengan tulisan Arab," kata Tommy.

Baca: Ahok Ditahan, Djarot: Empat Alasan Penangguhan Penahanan

Sore hari sebelum aksi damai berlangsung, ada pesan berantai beredar dengan nada provokatif mengatasnamakan Forum Umat Islam DIY. Isi pesan itu adalah memerintahkan kepada seluruh Laskar Islam untuk bersiaga membubarkan aksi damai di Tugu. Mereka menganggap acara itu terindikasi melecehkan Islam atau ulama.

Ada juga pesan berantai yang menyerukan seluruh laskar Islam untuk berkumpul di titik tertentu dan merangsek ke Tugu. Dalam pesan berantai itu juga mewajibkan peserta membawa sorban atau penutup muka, pemukul atau pedang komando, pasta gigi, bom molotov atau nanas, seragam laskar, dan sepatu lapangan. Pengirim pesan itu juga menyebut tindakan itu sebagai jihad.

Baca: Ahok Minta Djarot Tinggal di Rumah Dinas Gubernur DKI

Koordinator Forum Umat Islam DIY, Muhammad Fuad Andreago, tidak menjawab konfirmasi Tempo ihwal kalangan, yang bertanggung jawab terhadap para perusuh itu. Saat Tempo mencoba menghubungi nomor Fuad, panggilan telpon ini dialihkan.

Aksi damai ratusan orang mendukung Ahok digelar oleh Aliansi Merapi di kawasan Tugu. Mereka kebanyakan kalangan muda, sebagian merupakan mahasiswa sejumlah kampus di Yogyakarta, seperti Universitas Sanata Dharma dan Universitas Atmajaya. Mereka menyalakan lilin, mengenakan pakain berwarna putih, dan pita hitam.

Koordinator aksi, Pedro, mengatakan aksi itu mengingatkan masyarakat bahwa Pemilihan Kepala Daerah di DKI Jakarta diwarnai sentimen dan rasisme berbau agama. Sentimen itu, menurut Pedro, membahayakan Indonesia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ratusan massa itu mengenakan kaus berwarna putih sebagai simbol hati yang tulus dan bersih. Pita hitam menggambarkan keprihatinan masyarakat terhadap vonis hukuman dua tahun terhadap Ahok, yang mereka anggap tidak adil.

Simpatisan Ahok yang menentang rasisme itu menyanyikan lagu Indonesia Raya, Gugur Bunga, dan Garuda Pancasila. "Kami menolak sentimen berbasis agama dan meminta keadilan ditegakkan," kata Pedro.

Beberapa menit setelah Pedro berorasi dan peserta menyalakan lilin, sekelompok orang mencoba membubarkan aksi damai itu dari arah barat Tugu. Mereka mencoba menerobos penjagaan ketat ratusan polisi dan Brimob yang bersenjata lengkap. Polisi menyuruh mereka bubar dan membuat sekelompok itu kocar-kacir di depan Pasar Kranggan.

Simpatisan Ahok yang dijaga barikade polisi tetap bertahan di sebelah timur Tugu. Mereka terus melanjutkan aksi damai dengan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan dan kembali menyalakan lilin. Massa pendukung Ahok dan penolak rasisme terus berdatangan ke Tugu.

Polisi kemudian membawa enam provokator dan barang bukti berupa sepeda motor, stik atau tongkat kayu ke kantor polisi. Komisaris Besar Polisi, Tommy Wibisono, berjanji memproses anggota kelompok intoleran ini. "Saya tidak rela. Tidak ikhlas Yogyakarta yang sudah aman dan nyaman diganggu orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata Tommy.

Ketika dikonfirmasi apakah perusuh itu berasal dari FUI, Tommy tidak menjawabnya. Dia hanya menyebut perusuh itu adalah satu di antara organisasi masyarakat di Yogyakarta. "Kami sudah amankan dan sedang mendalami. Nanti ada proses hukum," kata dia.

Tommy menyatakan aksi polisi mengatasi provokator itu adalah perintah Presiden Joko Widodo yang menekankan agar negara tidak boleh kalah dengan kelompok-kelompok tertentu.

SHINTA MAHARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

13 jam lalu

Logo Google. REUTERS
Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.


Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

22 jam lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko memberi keterangan di depan Patung Kuda, Jakarta Pusat, soal kedatangannya jelang aksi demonstrasi pada hari ini, Jumat, 19 April 2024, terkait gugatan Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi.  TEMPO/Advist Khoirunikmah.
Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024


Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

1 hari lalu

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024, Jumat, 19 April 2024. Foto: Dok. Polisi
Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.


Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

1 hari lalu

Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat arah Harmoni dan Balai Kota mulai ditutup, pada Jumat pagi, 19 April 2024, imbas dilakukan jelang aksi demonstasi di Mahkamah Konstitusi perihal putusan sengketa Pilpres 2024. TEMPO/ Advist Khoirunikmah.
Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).


Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

1 hari lalu

Gedung Mahkamah Konstitusi. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK


Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

25 hari lalu

Jakarta Banjir, Heru Budi Minta Maaf: Mohon Dimaklumi
Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.


Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

25 hari lalu

Terdakwa kasus tindak pidana penodaan agama Panji Gumilang (tengah kemeja kuning) saat hendak meninggalkan ruang persidangan di Pengadilan Negeri Indramayu, Jawa Barat, Rabu, 20 Maret 2024. Foto: ANTARA/Fathnur Rohman
Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.


Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

29 hari lalu

Suasana di sekitar Gedung Komisi Pemilihan Umum atau KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024, Kamis, 21 Maret 2024. Pembatas di Jalan Imam Bonjol yang mengarah ke Gedung KPU sudah dibuka pukul 14.25 WIB. TEMPO/Defara
Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.


Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

29 hari lalu

Wakil presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla (kiri) didampingi tokoh muslim Indonesia, Din Syamsuddin saat memberikan keterangan dalam acara konferensi pers Tokoh Bangsa di Jakarta, Kamis, 2 Februari 2024. Dalam konferensi pers tersebut tokoh bangsa yang terdiri dari Wakil Presiden Indonesia periode 2004-2009 dan 2014-2019, Jusuf Kalla, tokoh muslim Indonesia Din Syamsuddin, pendeta Kristen Sherphard Supit dan para akademisi menyinggung soal politisasi bansos, serta menyuarakan gerakan pemilu jujur dan adil. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Profil Din Syamsuddin Pengerak Demonstrasi Kecurangan Pemilu 2024

Din Syamsuddin menjadi salah satu tokoh penggerak aksi unjuk rasa menolak pemilu curang


Demo di Depan KPU, Refly Harun: Kecurangan Sudah Terjadi saat Jokowi Mau Perpanjang Masa Jabatan

30 hari lalu

Pakar hukum tata negara Refly Harun berorasi di depan kantor KPU RI saat demonstrasi menolak hasil Pemilu 2024 di Jakarta Pusat, 20 Maret 2024. Tempo/Eka Yudha Saputra
Demo di Depan KPU, Refly Harun: Kecurangan Sudah Terjadi saat Jokowi Mau Perpanjang Masa Jabatan

Refly Harun mendesak massa untuk menolak hasil Pemilu 2024.