TEMPO.CO, Bima - Bentrok antarawarga Desa Laju, Kecamatan Langgudu, dengan warga Desa Tolo Uwi, Kecamatan Minta, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, terjadi lagi pada Selasa, 9 Mei 2017. Akibatnya, seorang warga Laju, Nofadiyansah, meninggal pukul 20.30 WITA.
Sejak pagi hingga sore, ratusan warga Desa Laju bergerak menuju Desa Tolouwi dengan membawa senjata tombak, parang, panah, dan senjata api rakitan. Mereka menggunakan kendaraan roda empat, roda dua, dan berjalan kaki. ereka iMngin membalas dendam terhadap pelaku pembacokan terhadap warga Laju, Asikin.
Baca: Bentrok Antarkampung di Bima, Satu Luka Ringan
Kepala Kepolisian Resor Bima Ajun Komisaris Besar M. Eka Fathurrahman mengatakan masalah ini berawal dari ulah seorang warga Dewa Wane yang merampas telepon selular milik HH, 19tahun, warga Desa Laju (Langgudu). Saat itu, korban bersama enam orang temannya berwisata di Pantai Wane.
Sepulang dari wisata, kejadian penjambretan terjadi. HP milik HH diambil oleh pelaku yang dikenalnya berinisial J, asal Desa Tolouwi. Namun, rencana HH dihadang oleh aparat kepolisian yang sudah bersiaga sejak kejadian pembacokan warga Laju dan pembakaran empat motor.
Karena dihadang aparat, kosentrasi massa pecah, sehingga berujung pelemparan batu ke arah polisi. "Diperkirakan sekitar 500 warga Laju hendak menyerang ke Desa Tolouwi,” ujar Eka. Aparat gabungan dari Polsek Monta, Polres Bima, Brimob langsung melakukan penghadang ratusan warga Laju yang hendak merengsek masuk Desa Tolouwi.
Baca juga: Bentrok Antarwarga di Bima, Dua Tewas
Sempat terjadi bentrokan antara massa dengan polisi. Akibatnya, Nofardiansyah terkena tembakan peluru kepolisian. Nofardiansyah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Bima.
AKHYAR M NUR