TEMPO.CO, Pekanbaru - Kepolisian Daerah Riau terus memburu narapidana Rumah Tahanan Kelas IIB Sialang Bungkuk, Pekanbaru, yang kabur saat kerusuhan, Jumat, 5 Mei 2017. Sebanyak 293 napi berhasil ditangkap, sedangkan 155 tahanan lain masih buron.
"Tahanan yang belum kembali (masih) dalam pengejaran," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Riau Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo, Senin, 7 Mei 2017. (Baca: Kasus Napi Kabur, Yasonna Pertimbangkan Rutan Dikelola Swasta)
Guntur mengatakan, semula jumlah narapidana yang menghuni Rutan Sialang Bungkuk 1.870 orang. Sebanyak 448 narapidana kabur setelah mendobrak salah satu pintu rutan saat kerusuhan, Jumat lalu.
Belakangan, polisi berhasil meringkus 293 tahanan kabur di sejumlah daerah di Riau. Para napi ditangkap polisi saat berusaha kabur melintasi jalan menuju provinsi tetangga, seperti Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Jambi. Namun banyak pula narapidana yang menyerahkan diri kepada petugas. Hingga kini, kata dia, 250 personel polisi masih terus bersiaga menjaga keamanan rutan agar tetap kondusif pasca-kerusuhan Jumat lalu. (Baca: 5 Kasus Kerusuhan Narapidana di Penjara Indonesia)
"Sedangkan personel di lapangan masih terus melakukan perburuan," ucapnya.
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Riau langsung melakukan pemindahan sejumlah narapidana ke berbagai lembaga pemasyarakatan di Riau untuk mengurangi kepadatan rutan. Sebanyak 360 orang sudah dipindahkan ke lapas di beberapa daerah.
Polda Riau telah membentuk tim menjaga wilayah perbatasan. Personel dikerahkan secara maksimal untuk mengejar tahanan yang masih kabur. Polisi mengimbau agar warga waspada terkait dengan kaburnya ratusan tahanan. Polisi meminta warga terus berkoordinasi dengan petugas apabila menemukan atau melihat orang yang mencurigakan. (Baca: Pungli Picu Napi Pekanbaru Kabur, Yasonna: Perilaku Ini Biadab)
Adapun lebih dari 200 tahanan kabur dari Rutan Kelas IIB Pekanbaru di Jalan Sialang Bungkuk Nomor 2, Tenayan Raya, Pekanbaru, dengan mendobrak salah satu pintu hingga terbuka. Para napi mengamuk diduga karena kekecewaan atas pelayanan rutan yang marak dengan praktik pungutan liar (pungli). Para narapidana yang kabur mengaku kerap dipersulit dalam pengurusan cuti bersyarat. Selain itu, suasana rutan tidak kondusif lantaran melebihi kapasitas. Rutan yang seharusnya diisi 369 orang, justru dihuni lebih dari 1.800 tahanan. (Baca: Ratusan Napi Kabur di Pekanbaru, ICJR: Terbesar di Indonesia)
RIYAN NOFITRA