TEMPO.CO, Yogyakarta - Masyarakat sipil yang tergabung dalam Gabungan Solidaritas Jogja Tolak Pabrik Semen dan Aliansi Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Peduli Kampus melaporkan tindak kekerasan yang dilakukan sejumlah satuan pengamanan kampus UMY kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Tindak kekerasan berupa pemukulan, penendangan, perampasan dan perusakan telepon seluler, serta ucapan intimidasi dilakukan satpam terhadap masyarakat sipil yang tengah menggelar aksi di kampus UMY pada 6 Mei 2017. Aksi itu digelar untuk menyikapi kehadiran Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai salah satu pembicara dalam kuliah umum bertajuk "Strategi Pengelolaan Investasi di Daerah untuk Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat" di Gedung Ibrahim Fakultas Hukum UMY.
Baca juga:
Muhammadiyah Kecam Teror Terhadap Novel Baswedan
“Ada petugas keamanan yang menyatakan dirinya sebagai preman jalanan yang keluar-masuk penjara dan menantang kami berkelahi di luar. Bahkan akan menghabisi,” kata Tri Wahyu dari Gabungan Solidaritas Jogja Tolak Pabrik Semen kepada Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum Busyro Muqoddas di Kantor PP Muhammadiyah di Yogyakarta, Senin, 8 Mei 2017.
Petugas keamanan yang dimaksud mengenakan kemeja putih dan masuk ke video yang direkam menggunakan handphone oleh sejumlah massa aksi. Petugas keamanan itu diketahui berinisial H. Sejumlah rekaman video tersebut turut disaksikan Busyro.
Hafizen, yang telepon selulernya dirampas dan dibanting hingga rusak saat merekam, menuturkan aksi yang mereka lakukan cukup jauh dari lokasi kuliah umum. Aksi digelar sekitar 150 meter di luar gedung, sementara kuliah umum di lantai 5. “Tapi tindakan satpamnya brutal,” katanya.
Baca pula:
Zakir Naik Akan Beri Kuliah Umum Selama 4 Jam di UMY
Menurut mahasiswa UMY, Muhammad Idra Faudo dari Aliansi Mahasiswa UMY Peduli Kampus, cara-cara premanisme yang diterapkan UMY untuk menghalau aksi demonstrasi sudah dilakukan berulang. Menjelang aksi tolak relokasi kantin UMY pada September 2015 lalu, Idra sempat disembunyikan salah seorang pemilik kantin ke dalam lemari saat rombongan ormas agama mendatangi lokasi demo.
Pada Oktober 2016, petugas keamanan UMY juga yang membubarkan perpustakaan jalanan. Kemudian pada Januari 2017, mahasiswa yang menggelar aksi untuk menyampaikan sejumlah catatan kritis atas kepemimpinan rektor terdahulu, Bambang Cipta, untuk diperbaiki rektor baru, Gunawan, yang tengah dilantik, juga dibubarkan petugas keamanan. “Sama. Ada yang mengaku preman dan menantang berkelahi di luar,” ucapnya.
PITO AGUSTIN RUDIANA