TEMPO.CO, Purwakarta - Pasangan suami-isteri di Purwakarta, Jawa Barat, amat produktif dalam hal anak. Mereka adalah Aa Suparman, 51 tahun, dan Siti Fatimah, 40 tahun. Dari pasangan ini lahir 12 anak. Mereka kini menantikan kelahiran anak ke-13. Siti tengah mengandung 8 bulan. Mereka mengaku sudah ikut KB atau Keluarga Berencana.
Hasilnya, "Saya selalu gagal ber-KB," kata Siti saat ditemui di rumahnya. Pasangan ini rupanya sudah berikhtiar mempertahankan jumlah anaknya. Berkali-kali mereka mendatangi bidang. Tujuannya supaya Siti tak lagi hamil. "Tapi, malah jadi stres," kata Siti.
Baca: Efek Samping Minum Pil KB yang Tak Boleh Dianggap Enteng
Sebagai keluarga besar, mereka tetap terlihat riang dan damai di rumah kecil yang mereka huni. Saban malam, mereka harus tidur berhimpitan dalam rumah berukuran 4x6 meter yang terdiri dari satu ruang keluarga, dan dapur sempit. Secara ekonomi pun, ekonomi mereka terbilang sederhana.
Dari segi pendidikan, anak-anak Suparman-Siti hanya tamat sekolah dasar. Supaya beban hidup yang berat bisa sedikit teratasi, mereka terpaksa merelakan dua anaknya dipelihara oleh keluarga dekatnya. Sedangkan anak sulungnya yang berusia 23 tahun bekerja di perusahaan swasta. Dari anak sulung itu biaya hidup keluarga sehari-hari bisa ditopang.
Baca: KB Jadi Program Pengentasan Kemiskinan BKKBN
Pemerintah Kabupaten Purwakarta berencana memberikan sejumlah kemudahan kepada keluarga ini, tapi dengan syarat: sang ayah harus mengikuti program keluarga berencana. "Bapaknya saja ikut program KB vasektomi ya?" kata Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, Ahad, 7 Mei 2017. Suparman menganggukkan kepala pertanda setuju.
Bupati Purwakarta itu rencananya akan memindahkan mereka ke rumah yang lebih layak. Untuk sementara, mereka dievakuasi ke Bale Nageri atau Gedung Negera, tempat Bupati Dedi berkantor. "Akan kami dokumentasikan bahwa di Purwakarta ada keluarga sebesar ini," Dedi beralasan.
Baca: Jakarta Punya Kampung KB
Selain itu, mereka akan mendapat program subsidi silang Beas Perelek (beras sumbangan dari warga untuk warga). "Mereka akan mendapatkan bantuan beras premium seharga Rp 10 ribu per liter setiap bulan," kata Dedi. Pemerintah Kabupaten juga akan memberikan modal usaha. Program KB di daerah itu terus disosialisasikan.
NANANG SUTISNA