TEMPO.CO, Kediri - Pemerintah Provinsi Jawa Timur berjanji untuk mengembalikan ratusan sumur warga yang ambles di Kabupaten Kediri. Pembuatan sumur ulang ini akan dilakukan bertahap setelah menimbun lubang terlebih dulu.
Perbaikan sumur warga ini disampaikan Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf saat melihat lokasi amblesnya sumur di Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri. Gus Ipul – panggilan Syaifullah Yusuf – berjanji untuk membuatkan sumur baru kepada seluruh korban pergerakan tanah dengan biaya pemerintah.
“Kita akan membangun kembali sumur baru dengan melibatkan camat dan kepala desa,” kata Gus Ipul di Desa Manggis, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Selasa 2 Mei 2017.
Baca : 127 Sumur Mendadak Ambles di Kediri, Ini Dugaan Peneliti LIPI
Pembuatan sumur baru ini, menurut Gus Ipul, akan menyesuaikan kondisi tanah agar tak menimbulkan masalah baru. Sebab menurut hasil penelitian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, penyebab amblesnya sumur-sumur ini akibat pergerakan di bawah permukaan tanah. Kondisi ini biasa terjadi di lereng gunung berapi yang masih aktif, meski bukan merupakan kawasan batuan kapur.
Secara teknis, lubang-lubang bekas sumur yang tersedot itu akan diuruk dengan terlebih dulu. Selanjutnya pembuatan sumur baru dilakukan dengan cara mengebor tanah hingga kedalaman 25 meter. Diperkirakan kedalaman tersebut sudah bisa mengeluarkan air yang jernih dan layak. “Biar masyarakat segera mendapatkan air bersih,” kata Gus Ipul.
Lihat : Fenomena Sumur Ambles di Kediri, Warga Diminta Tak Konsumsi Air
Hingga saat ini, jumlah sumur yang ambles di Desa Manggis, Kecamatan Puncu telah mencapai 131 bangunan. Sedangkan 110 sumur lainnya mengalami air keruh, seperti tanda awal amblesnya sumur. Sementara itu di Kecamatan Plosoklaten, jumlah sumur yang mulai keruh tercatat 46 bangunan.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pemerintah telah mengerahkan enam unit truk tangki milik pemerintah dan swasta. Setiap hari truk-truk ini membawa air bersih ke lokasi bencana untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga.
Aparat kepolisian setempat melarang warga mendekati area lobang bekas sumur yang ambles untuk menghindari terjatuh. Sebab masih dimungkinkan terjadi pergerakan tanah susulan yang akan menenggelamkan apapun di sekitar sumur. “Mohon dipatuhi untuk tidak mendekati lubang,” pesan Gus Ipul yang meminta pemasangan garis polisi di lokasi lubang tetap dipertahankan.
Sebelumnya Khoirul Huda, Kepala pos pemantauan Gunung Kelud PVMBG Bandung yang berada di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri memperkirakan amblesnya sumur warga ini akibat terjadinya retakan tanah di lereng Kelud. “Ini disebut sinkhole atau lubang besar yang terjadi karena pengikisan air yang terjadi ke dalam tanah sehingga terjadi tanah longsor ke dalam,” kata Khoirul Huda.
Simak juga : KPK Menilai Hak Angket DPR Salah Alamat, Sebabnya...
Menurut dia, peristiwa ini didahului dengan terjadinya hujan gerimis dan lebat selama dua pekan terakhir. Sebelum ambles, sering pula terdengar suara gemuruh dari bawah tanah. Selang beberapa hari berikutnya sumur-sumur milik warga mulai amblas ke dalam tanah.
Amblesnya sumur-sumur ini, menurut Khoirul membentuk deret memanjang dari atas ke bawah serta pola aliran mengikuti puncak Gunung Kelud menuju lereng. Selain itu tinggi muka air sumur ke dasar yang sebelumnya mencapai 18 meter kini hanya menjadi 2 – 5 meter saja dengan air yang berwarna keruh.
HARI TRI WASONO