Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hari Buruh, Aksi di Yogyakarta Meniru Semangat Sultan Agung

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Peserta unjuk rasa Hari Buruh Internasional berjalan dari arah Monas ke Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat, Senin, 1 Mei 2017. Tempo/Rezki Alvionitasari
Peserta unjuk rasa Hari Buruh Internasional berjalan dari arah Monas ke Jalan M. H. Thamrin, Jakarta Pusat, Senin, 1 Mei 2017. Tempo/Rezki Alvionitasari
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ratusan orang buruh dari berbagai elemen di Yogyakarta menggelar aksi turun ke jalan dalam peringatan hari buruh, atau May Day pada Senin 1 Mei 2017 hari ini.

Dalam aksi longmarch dengan rute Malioboro hingga Alun-Alun Utara depan Keraton Yogyakarta itu, massa buruh pun menyerukan agar senantiasa meneladani semangat Raja Mataram legendaris Sultan Agung Hanyokrokusumo yang dikenal gigih melawan penjajahan VOC Belanda.

Baca : Hari Buruh 2017, Demo Buruh: Hapus Outsourcing dan Pemagangan

“Dengan semangat Sultan Agung, kita sekarang melawan kebijakan Gubernur DIY yang tidak berpihak buruh,” ujar orator aksi buruh Irsyad Wibowo di depan Kantor DPRD DIY Jalan Malioboro.

Gubernur DIY sendiri merupakan Raja Keraton Yogyakarta bertahta saat ini, Sultan Hamengku Buwono X. Dalam kesempatan itu buruh secara tegas mendesak dicabutnya Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 235/KEP/2016 tentang Penetapan upah Minimum Kabupaten/Kota DIY. Buntut terbitnya SK itu yakni gugatan buruh Yogya ke Pengadilan Tata Usaha Negara Yogyakarta dan saat ini masih berproses.

“Semoga gubernur selalu diberi kesehatan dan mau mencabut SK nya yang mendasarkan upah minimum dengan Peraturan Pemerintah nomor 78 tahun 2015 itu,” ujarnya.

Aksi itu diikuti para buruh dari berbagai elemen seperti Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Asosiasi Serikat Pekerja ( ASPEK ) Indonesia, Aliansi Buruh Yogyakarta, Serikatr Pekerja Mandiri (SPM) Yogayakarta.

Sekretaris Pengurus Daerah KSPI Yogyakarta Azis Nur Fitriyanto menyerukan May Day adalah aksi buruh untuk terus memperjuangkan nasibnya agar tak terus menerus ditekan kekuasaan baik di tingkat lokal mauapun nasional.  “May Day bukan liburan, bukan parade karnaval, bukan juga karnaval pariwisata," ujar Aziz.

Simak pula :

May Day, Buruh di Yogyakarta Tuntut Sultan Sediakan Rumah Murah

Aksi Buruh Peringati May Day Tumplek di Depan Gedung Sate

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam aksi di Yogyakarta itu buruh juga menggelar aksi budaya "Selametan Untuk Sultan Yogyakarta " dengan cara memotong tumpeng serta berdoa bersama di depan halaman Keraton Yogyakarta. Mereka mendoakan agar Sultan selalu diberikan kesehatan, panjang umur ,semakin arif dan bijaksana dalam menentukan kebijakan untuk kaum buruh.

Sekretaris Jenderal Aliansi Buruh Yogyakarta Kirnadi menuturkan pihaknya akan terus mendesak pemerintah DIY agar mengesampingkan perhitungan upah melalui PP 78 tahun 2015 dan kembali pada sistem perhitungan berdasarkan survey Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

“Upah minimum terendah Indonesia ada di Yogyakarta,” ujar Kirnadi.

Dalam aksi May Day Tahun 2017, buruh Yogya turut mengangkat isu HOSJATUM (Hapus OutSourcing dan pemagangan - JAminan sosial direvisi: jaminan kesehatan gratis seluruh rakyat dan jaminan pensiun sama dengan PNS/TNI/Polri.

Isu ini diangkat, karena dalam dua tahun terakhir kesejahteraan dan perlindungan terhadap buruh menurun drastis. "Pernyataan Menteri Tenaga Kerja yang menyatakan bahwa perlindungan kaum buruh semakin membaik sangat tidak benar," kata Kirnadi menyambut aksi Hari Buruh 2017.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

2 jam lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

3 hari lalu

Raja Keraton Yogya Sri Sultan HB X saat melaunching Museum Kereta Keraton Yogyakarta yang kini berganti nama menjadi Kagungan Dalem Wahanarata Selasa (18/7). Dok.istimewa
Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

11 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

15 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

29 hari lalu

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X (kiri) dan  Wakil Gubernur DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan usai pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Oktober 2022. Presiden Joko Widodo melantik Sri Sultan Hamengku Buwono X dan KGPAA Paku Alam X sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DIY masa jabatan 2022-2027 sesuai dengan Undang-Undang No. 13/2012 tentang Keistimewaan DIY. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.


60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

35 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

35 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

36 hari lalu

Tarian Beksan Trunajaya membuka Pameran Abhimantrana, Upacara Adat Keraton Yogyakarta yang digelar 9 Maret hingga 25 Agustus 2024. (Dok. Istimewa)
Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

41 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

42 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.