TEMPO.CO, Jakarta -Perkiraan biaya pembangunan dan peralatan untuk Salman Hospital mencapai sekitar Rp 162 miliar. Rumah sakit gagasan Yayasan Pembina Masjid Salman Institut Teknologi Bandung itu berlokasi di Soreang, Kabupaten Bandung. "Dari wakaf telah terkumpul Rp 2,5 miliar," ujar Ketua Tim Penggalangan Dana Salman Hospital, Hari Utomo, Senin, 24 April 2017.
Panitia menggalang dana wakaf yang kini digunakan untuk membebaskan lahan. Kini baru ada sekitar 6 ribu dari kebutuhan 10 ribu meter persegi.
Baca: Masjid Salman ITB Bangun Rumah Sakit Islami di Soreang
Besaran wakaf yang untuk lahan sesuai ketetapan panitia pembangunan yakni Rp 2.250.000 per meter persegi. Kemudian Rp 11.250.000 per lima meter persegi, dan Rp 22,5 juta per 10 meter persegi.Penggalangan dana juga sekarang ini melibatkan 40 seniman yang akan melelang karyanya di Jakarta awal Mei mendatang.
Baca: 40 Seniman Lelang Karya untuk Pendirian Rumah Sakit Salman
Para donatur, kata Hari, juga dapat mewakafkan hartanya dalam bentuk membiayai pembangunan misalnya ruang rawat inap, ruang operasi, atau peralatan medik. YPM Masjid Salman akan memberikan apresiasi khusus bagi para jamaah yang berwakaf seperti itu. "Misalnya dengan memberikan nama khusus ruangan tersebut atas nama pewakaf," katanya.
Panitia ingin mendirikan rumah sakit berkapasitas 200 tempat tidur pasien rawat inap itu secepatnya. Adapun layanan unggulan Salman Hospital terkait penyakit jantung, ginjal, dan darah tinggi.
Pendirian Salman Hospital, kata Hari, disokong para alumni Salman yang menjadi direktur maupun konsultan rumah sakit yang sukses, juga insinyur berpengalaman seperti perancangan bangunan, teknologi informasi, penghemat energi, dan tenaga medis.
ANWAR SISWADI